Oleh sebab itu perlu diwaspadai akhir minggu pertama sampai awal minggu ke dua.
“Badai sitokin terjadi kira-kira setengah persen pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit. Protein atau imunitas daya tahan tubuh untuk melawan virus, tapi karena perlawanan yang sangat besar sehingga disebut badai maka justru merusak tubuh itu sendiri. Umumnya terjadi pada pekan kedua orang yang dirawat covid,” tukasnya.
Gejalanya adalah kondisi tubuh yang terus menurun, sesak nafas meningkat.
Bila terjadi badai sitokin maka pengobatan menjadi tumpul, banyak berujung pada kematian.
Baca Juga: Jangan Asal Bercanda Fisik, Ini Dampaknya bagi Korban hingga Bunuh Diri
Pendekatannya adalah dengan memberikan antivirus, pemberian steroid, tapi kemungkinannya 50:50, terapi plasma konvalesen, terapi antidbodi monoclonal, tapi biayanya cukup mahal hingga belasan juta.
Pada orang-oarng tertentu ada yang bisa melawati badai sitokin tetapi timbul gejala lain seperti penggumpalan darah bahkan ada yang meninggal.
Ada kegagalan pada organ tubuh, dan bukan hanya pada paru-paru saja, tetapi bisa saja ke ginjal, hati dan jantung.
Baca Juga: Kentut dari Vagina ketika Berhubungan Seksual, Bagaimana Cara Mengatasinya?