Wiku menyebutkan, Bali menjadi provinsi dengan tingkat kenaikan angka kematian bulanan tertinggi, yakni naik 752 kasus. Empat provinsi lainnya yang juga mencatatkan kenaikan jumlah kematian bulanan tertinggi adalah Sumatera Utara naik 610 kasus, Lampung naik 585 kasus, Kalimantan Selatan naik 501 kasus, dan Sulawesi Tengah naik 470 kasus.
“Jika dilihat pada kematian, maka dari 34 provinsi hanya 8 yang menunjukkan penurunan pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli. Artinya masih ada 16 provinsi yang mengalami kenaikan kematian di mana 5 provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi di duduki oleh Bali,” lanjut Wiku.
Ia menilai terdapat beberapa factor yang menyebabkan angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi, beberapa diantaranya adalah rumah sakit yang penuh, alat-alat yang tidak tersedia di rumah sakit rujukan, tidak adanya tempat isolasi terpusat, tidak dimanfaatkannya tempat isolasi terpusat dengan baik, serta lambannya penanganan warga yang terkena covid19 akibat dari tidak berjalannya fungsi posko atau satgas dilevel kelurahan atau desa.
Baca Juga: Penyaluran Bansos Dipercaya Bantu Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi
Dalam kesempatan tersebut, Wiku juga meminta kepada pemerintah daerah untuk tidak hanya wajib memahami data, namun juga wajib mengaitkan satu data dengan yang lainnya. Hal ini dilakukan agar dapat mengidentifikasi masalah yang sebenarnya, dalam hal ini terkait penanganan Covid-19.
“Beberapa contoh data yang harus dikaitkan satu sama lain adalah sebagai berikut hubungkan data kematian dengan hal-hal yang berpotensi menjadi penyebab angka kematian yang tinggi seperti data BOR dan ketersediaan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan,” tutup Wiku.
Baca Juga: Memuncak Satu Minggu Terakhir, Angka Kesembuhan Harian Covid-19 di Sulut Capai 472 Orang