Sonora.ID – Bagi sebagian orang, kebahagiaan dalam pekerjaan menjadi alasan utama yang menunjang performanya.
Sebaliknya, ketidakbahagiaan dalam bekerja menjadi alasan dari menurunnya kinerja seseorang.
Bahkan tidak jarang hal ini mengarah pada keputusan untuk mengundurkan diri demi menemukan pekerjaan baru yang mampu memberikannya kebahagiaan.
Namun, apakah makna kebahagiaan yang dimaksud itu tepat?
Dalam siaran radio Smart FM (20/8/21), motivator Arvan Pradiansyah mengatakan perlu adanya pengamatan yang rinci dalam mendefinisikan kebahagiaan.
Baca Juga: 4 Tips Kembalikan Semangat setelah Lalui Hari Berat ala Master Trainer
Apa yang biasa kamu gelisahkan ketika bekerja merupakan ‘ketidaknyamanan’, bukan ‘ketidakbahagiaan’.
Rasa nyaman yang dimaksud dapat merujuk pada lingkungan kerja, relasi dengan kolega atau atasan, gaji yang diterima, dan lokasi kerja (non-job).
Sementara itu, rasa bahagia tepatnya merujuk pada kegiatan dari kerjaan (job) itu sendiri.
Ketika kamu merasa gelisah dengan atasan yang galak atau rekan-rekan yang tidak suportif, tapi di satu sisi kamu merasa mampu melakukan job desc pekerjaan dengan baik, maka sebetulnya kamu ‘tidak nyaman dalam bekerja’.
Lalu, apakah kondisi tersebut mengharuskan kamu untuk pindah demi mencari suasana yang baru?
Baca Juga: 1 Rahasia Utama Tentukan Prioritas Pekerjaan ala Master Trainer
Lulusan S1 Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tersebut mengatakan bahwa memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanmu bukanlah solusi yang tepat.
Dengan berpindahnya ke tempat baru tidak berarti kamu akan menemukan lingkungan yang memberikanmu kenyamanan yang kamu harapkan.
Kondisi terburuknya, kamu justru kembali ditemukan dengan lingkungan yang sama.
Bagaimana dengan bekerja di lingkungan yang sudah memberikan kenyamanan?
Seperti rekan kerja yang asik, gaji yang besar, atasan yang tidak banyak menuntut?
Terlepas dari rasa nyaman tersebut, kamu perlu berhati-hati karena ini dapat menjadi jebakan.
Lingkungan nyaman tidak jarang bersifat memanjakan sehingga dampaknya kamu tidak dapat mengembangkan diri lebih jauh.
Baca Juga: Tips Menghadapi Pekerjaan Yang Kita Kurang Sukai
Coba bayangkan ketika kamu memiliki atasan yang tidak menuntut performa kerja lebih baik.
Bagaimana kamu akan mengetahui kesalahan yang selama ini kamu lakukan?
Apakah kamu ingin terus berada di level yang sama dan tidak mengembangkan kemampuan baru?
Sebagian besar pasti mengatakan tidak, mempertimbangkan kedepannya kita tidak dapat naik posisi hanya karena pengalaman kita terbatas pada hal yang itu itu melulu.
Tidak mampunya kamu dalam meningkatkan performa atau tidak mengalami peningkatan posisi inilah yang menjadi sumber ketidakbahagiaan dalam bekerja.
Hal ini dikarenakan kenyamanan tersebut memberikan rasa hampa berkutat dalam hal yang sama setiap waktu.
Baca Juga: 3 Periode Bekerja, Motivator: Ngapain Sukses Kalau Tidak Bahagia?
Kamu tidak akan menemukan dinamika dan tantangan yang akan membantumu berkembang.
Dalam mencapai kebahagiaan bekerja, tentunya kamu harus mengorbankan ketidaknyamananmu.
Pengorbanan ini tentu meliputi waktu, tenaga, dan pikiran.
Kebahagiaan bekerja tersebut diciptakan oleh dirimu sendiri, bukan faktor eksternal atau yang biasa kita sebut sebagai hoki.
“Tidak ada di dunia ini yang tidak effort”, tutur Arvan.
Lebih lanjut Arvan mengatakan bahwa ketika kamu sudah memilih untuk bekerja, sudah pasti kenyamananmu akan terganggu.
Lantas, bagaimana kamu bisa menemukan kenyamananmu demi menunjang pekerjaan yang sudah kamu senangi?
Baca Juga: Jadi CEO Tokopedia, William Tanuwijaya: Pengalaman Kerja Pertama Saya di Warnet
Hal tersebut dapat dilakukan dengan sesederhana ‘dekati sumber ketidaknyamananmu’.
Ketika kamu merasa atasanmu terlalu menuntut, cobalah untuk mengajak ngobrol dan menyampaikan hal-hal mengganjal yang kamu alami selama bekerja dengannya.
Begitu pun ketika sumber ketidaknyamanannya adalah rekan kerjamu sendiri.
Oleh karenanya, Arvan sangat menyarankan untuk tidak bergantung pada lingkungan yang ada.
Masih berkaitan dengan mencari kebahagiaan dalam bekerja, Arvan sangat menyarankan untuk menghindari kondisi dimana kamu bekerja dalam bidang yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuan, namun kamu terus melanjutkannya hanya karena lingkungannya memberikan kenyamanan.
Ini merupakan pola kecenderungan lama bagi sebagian besar orang dan tidak jarang berujung pada ketidakbahagiaan dalam bekerja.
Baca Juga: 5 Karakter Bos dan Cara Menghadapinya agar Bekerja Lebih Nyaman
Pola lama tersebut adalah ‘mencari kerja, mencari karir, dan tahapan terakhirnya adalah mencari calling'.
Sebaliknya, yang harus kamu cari sejak awal adalah calling, diikuti dengan pemetaan karir, lalu bekerja dengan baik.
Meskipun lagi-lagi kamu harus mengorbankan waktu untuk berpikir dan menemukan calling versi terbaikmu.
Jangan sampai kamu tergoda atau tergoyahkan hanya karena rekan-rekanmu sudah menemukan pekerjaan dengan gaji yang menggiurkan, atau kamu merasa kegiatan merenungkan calling hanya akan membuang-buang waktu.
Luangkan waktu untuk merancang bagaimana kamu akan menjadi versi terbaikmu melalui pekerjaan yang kamu minati.
Dengan cara itu lah kamu akan menemukan kebahagiaan bekerja sekaligus bekerja dengan bahagia.
Baca Juga: Pentingkah Memberikan Self Reward? Ini Penjelasan Motivator Vivid