3. Orang tua perlu memerlukan keterampilan digital yang memadai
Keterampilan ini dimaksudkan agar orang tua lebih mudah melakukan intervensi terhadap penggunaan media digital oleh anak.
Praktik yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari media-media digital yang ada.
4. Pastikan anak tetap dalam lingkungan digital yang aman
Dunia digital rentan terhadap kasus cyber bullying, cyber shaming, dan paparan konten-konten yang tidak aman.
Untuk menjaga anak dari tindakan tersebut orang tua dapat mendampingi anak selama mengakses atau menggunakan produk digital seperti gadget.
5. Menjaga komunikasi verbal yang baik
Dalam mengontrol penggunaan teknologi digital, seringkali anak merasa terintimidasi.
Guna meminimalisir hal tersebut, perlu dijalin komunikasi yang rutin untuk memunculkan kesepahaman.
6. Jangan jadikan digital sebagai baby sitter anak
Ketika orang tua merasa kelelahan, seringkali gadget menjadi alternatif untuk menghibur anak.
David sangat tidak menyarankan pemberian gadget karena terdapat kecenderungan anak untuk terus meningkatkan penggunaan gadget.
Dengan kondisi pandemi seperti ini seharusnya orang tua dapat memanfaatkan waktu di rumahnya untuk mendekatkan diri dengan anak.
7. Orang tua dapat mempercayai bahwa penggunaan teknologi digital dapat mengarahkan pada kebaikan
Melalui teknologi digital, kegiatan kampanye oleh masyarakat cenderung dimudahkan.
Selain menanamkan kebaikan pada anak, akan lebih baik jika orang tua juga dapat mengarahkan anak untuk menyebarluaskan kebaikan melalui kampanye-kampanye digital.
Jadikan hal-hal digital sebagai peluang bagi anak untuk membantu orang lain yang membutuhkan.
Bagaimana ayah dan bunda? Sudah siap dengan pola asuh baru digital parenting?
Baca Juga: Seberapa Pentingkah Waktu Sendiri untuk Kesehatan Mental?