Dengan begitu, hal positif yang bisa orang tua dapatkan dari membiarkan anak memanfaatkan teknologi adalah menjamin masa depannya.
Yang menjadi permasalahan, apakah orang tua mau mengadopsi pola asuh baru atau yang biasa disebut sebagai ‘digital parenting’.
Menurut David, pada dasarnya terdapat empat pola pengasuhan konvensional: otoriter, otoritatif, permisif, dan pola asuh yang sangat membebaskan.
Digital parenting yang bisa orang tua lakukan adalah dengan menggabungkan atau mengadaptasi pola konvensional, yakni permisif dan otoriter.
“Permisif artinya membuka ruang untuk demokrasi; mana yang boleh dan tidak boleh. Tapi Kita juga harus otoriter; mana yang boleh dilihat, mana yang boleh dan tidak boleh diakses” kata David.
Untuk menunjang hal tersebut dan menyelaraskannya dengan aspek-aspek positif, diperlukan kemampuan orang tua dan anak dalam hal literasi digital.
"Menurut pemerintah terdapat empat pilar literasi digital, yakni etis, aman, cakap, dan berbudaya dalam bermedia digital" tutur David.
Bagaimana mewujudkan empat pilar tersebut? Simak tujuh poin yang bisa orang tua perhatikan dan terapkan!
1. Orang tua perlu menjadi pihak yang aktif dalam memilah konten
Hal ini dilakukan guna meminimalisir paparan konten-konten yang tidak sesuai bagi anak.
2. Orang tua jangan takut akan ketidaktahuan terhadap teknologi digital
Ada kalanya orang tua perlu berani mengakui ketidaktahuannya dan mendekatkan diri dengan belajar lebih lanjut.
Ketika ketakutan tersebut hilang, orang tua tidak akan lagi menjadikan digital sebagai musuh, melainkan sebagai peluang dalam mengarahkan anak.
Baca Juga: Tak Mau Punya Anak, Cinta Laura Beberkan Alasannya yang Tak Terduga
3. Orang...