"Yang berhasil malah varietas Julian, Akademik, Trans, Anjelia, Favor dan Ghospi," beber Ahyadi.
Ditambahkannya, menanam anggur tidak terlalu sulit, asalkan rajin merawat, terutama saat ada serangan hama.
Menurut pengalamannya, pembudidaya pemula harus memastikan betul bibit yang akan ditanam, yakni dari bibit yang terbukti telah berbuah.
"Kunci awalnya di pemilihan bibit, selain perawatan ya," katanya.
Dikonfirmasi di lolasi yang sama, Ketua Komunitas Anggur Banua Kita, Muhammad Adi Ram mengatakan, saat ini terdapat sekitar 50 orang anggota komunitas anggur di Kota Banjaramsin, sedang untuk Kalsel totalnya tidak kurang dari 100 anggota.
Baca Juga: Geram! Wali Kota Banjarmasin Ancam Pasang CCTV di Eks TPS Kuripan
Melalui komunitas inilah, antar anggota saling mendukung dan mendorong, sehingga keberhasilan anggota dalam menanam anggur bisa ditularkan ke anggota lainnya.
Saat ini, seluruh anggota komunitas telah berhasil mengembangkan budi daya anggur, walaupun kini masih sebatas hobi.
"Memang belum ada yang menjadikan budi daya anggur ini sebagai komersial, namun ke depan diharapkan, Kalsel bisa menjadi salah satu daerah produsen anggur," katanya.
Beberapa anggota komunitas, baru menjual bibit. Harga bibit dikisaran Rp100 ribu perbatang, namun khusus untuk yang sudah jadi dan siap berbuah, bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp4 juta dalam satu wadah atau polybag besar.
Selain itu, beberapa anggota komunitas juga menjual bibit dengan harga murah Rp 25 ribu per polybag, yang berasal dari hasil pemangkasan batang pohon anggur. Seluruh hasil penjualan dari batang anggur tersebut oleh anggota komunitas didonasikan ke Baznas.
Baca Juga: Berlangsung Secara Nasional, Kanreg VIII BKN Gelar SKD CPNS Dengan Prokes Ketat