Banjarmasin, Sonora.ID - Terhitung sejak 1 September lalu, gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) di jalan Batu Besar, komplek pelajar Mulawarman resmi beroperasi sebagai tempat Isolasi Terpusat (Isoter).
Isoter yang diberi nama Rumah Sehat Karantina itu diperuntukan bagi warga yang terpapar Covid-19, namun tidak memiliki gejala berat.
Di sisi lain. Dari hasil pantauan Smart FM Banjarmasin di Isoter Selasa (07/09) pagi, oksigen konsentrator yang merupakan bantuan dari Panglima TNI, ternyata tak kunjung diletakkan di gedung tersebut.
Padahal sedari awal, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina menginstruksikan agar setidaknya alat itu juga diletakkan di gedung isoter. Alias tidak hanya di rumah sakit saja.
Selain itu, juga sudah ada satu perempuan warga Banjarmasin berusia 59 tahun yang menjadi penghuni Isoter. Keluhan yang dialaminya adalah mual dan susah tidur.
Koordinator Perawat di Gedung Isoter, Irwandi pun mengakui, bahwa sejak gedung itu difungsikan sebagai isoter pihaknya juga belum menerima adanya alat itu.
"Tidak ada. Yang saya tahu, alat itu masih ada di Rumah Sakit Sultan Suriansyah," ucapnya, di gedung Isoter.
Bukan tanpa alasan oksigen konsentrator perlu diletakkan di situ. Setidaknya, dengan adanya alat tersebut, bisa menjadi alternatif bila sewaktu-waktu ada pasien yang merasa kekurangan oksigen.
Dikonfirmasi ketiadaan oksigen konsentrator, Machli tak menampiknya. Ia mengklaim bahwa saat ini alat tersebut masih berada di RSUD Sultan Suriansyah.
"Bila dibutuhkan, nanti diletakkan di sana," janjinya.
Baca Juga: Fantastis! Segini Anggaran Buat Isoter di Banjarmasin
Lebih jauh Machli membeberkan, bahwa jumlah warga Banjarmasin yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) mencapai 208 orang.
Ia pun tak menampik bahwa dari jumlah itu, kemungkinan besar ada warga yang kediamannya tak layak untuk dijadikan tempat isoman.
"Berdasarkan informasi kontak tracer kami, memang tidak menutup kemungkinan ada," jelasnya.
Machli menyatakan, pihaknya memang ada keinginan untuk memindahkan warga yang menjalani isoman di rumah, ke gedung isoter.
"Tapi, tentu tak akan mengambil langkah menjemput secara paksa. Nanti kami akan bekerja sama dengan pihak terkait," janjinya lagi.
Baca Juga: Fokuskan Isoter, Penjemputan Pasien Isoman di Denpasar Digencarkan
Sementara itu, Plt Kepala BPBD Kota Banjarmasin, Edy Wibowo menyebut bahwa pihaknya sudah memiliki data jumlah warga Kota Banjarmasin yang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
"Informasi yang kami dapat, jumlahnya mencapai lebih dari 100 orang. Data itu kami dapatkan dari Dinkes Kota Banjarmasin," ujarnya, saat memantau Isoter, Selasa (07/09) pagi.
Dari jumlah itu, Edy menjelaskan bahwa ada warga yang kondisi kediamannya tidak layak untuk menjalani isoman. Sehingga dikhawatirkan bisa mengganggu pihak keluarga yang tinggal serumah.
Lantas, apakah mereka yang menjalani isoman di rumah itu bakal dipindahkan ke isoter? Menjawab hal itu, Edy mengaku upaya itu kemungkinan besar ada.
"Tapi, kami masih perlu berkoordinasi dengan Dinkes Kota Banjarmasin untuk tindaklanjutnya, karena itu merupakan tugas dan fungsi dinkes," tutupnya.
Baca Juga: Wali Kota Medan Perintahkan ke Isoter, 15 Anak Panti Asuhan di Medan Tuntungan Positif Covid-19.