Bahkan, masa sulitnya tak hanya sampai disitu saja, Ridwan Kamil juga harus ditinggal oleh sang ayah untuk selama-lamanya.
“Ayah meninggal di momen itu. Jadi waktu saya tugas akhir saya bolak-balik ke rumah sakit lihat ayah di rumah sakit di ruang ICU,” bebernya lagi.
“Jadi udah ITB susah lulus, pacar yang jadi harapan pegangan motivasi malah ninggalin. Ayah yang memotivasi saya masuk ITB meninggal. Coba bayangin, down banget,” tuturnya.
Meski begitu, Ridwan Kamil ingin mengubah masa sulitnya itu untuk kemudian bangkit.
“Tapi saya channelkan amarah saya itu ke prestasi. Pokoknya saya harus lulus terbaik demi ayah saya sambil juga ngebuktiin ke mereka-mereka yang buat hidup saya down,” pungkasnya.
Berkat kerja keras dan usaha, akhirnya pencapaian orang nomer 1 di Jawa Barat itu membuahkan hasil yang manis.
“Disitu saya lulus terbaik, yang lain nilai tugas akhir atau skripsinya B, C, A, saya nilainya A++. Itu bukan aku mau menyombong ya. Cuma sekedar cerita saya menemukan momen itu bahwa orang boleh dites Tuhan oleh tragedi, tapi kamu bisa membalikkan si tragedi itu menjadi motivasi,” jelasnya lagi.
Ridan Kamil juga turut memberikan tips saat dirinya bisa bangkit dari masa sulit yang menimpanya waktu itu.
“Saya itu ya suka mengobrol dengan diri saya sendiri. Tapi bukan kaya orang gila ya, tapi percakapan batin saja. Si Emil yang down ngobrol dengan si Emil yang memotivasi. Percakapan itu selalu terjadi sampai hari ini,” tandasnya.
Baca Juga: Pernah Di-bully saat SMA, Erick Thohir: Kita Bisa Lawan Tanpa Kekerasan