Sonora.ID – Tidak jarang seseorang bertanya-tanya akan prospek dari reksadana yang kini sedang populer sebagai instrumen dalam melakukan investasi.
Pergerakan saham yang dinamis tentu membuat banyak orang tidak memahami prospek yang didapat ketika harus berinvestasi dengan reksadana.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ryan Filbert, Inspirator Investasi, memberikan sebuah penjelasan mengenai performa dan prospek dari reksadana melalui program Smart Market Insight pada YouTube Smart FM.
Performa dari Reksadana
Jika dilihat dari mata orang awam, reksadana merupakan investasi yang memiliki risiko tinggi untuk dilakukan.
Baca Juga: Reksa Dana Investasi Paling Pas untuk Anak Muda, Begini Tips Mudah Menjalaninya
Ryan mengatakan bahwa reksadana selalu mengikuti pergerakan dari saham yang selalu berbeda setiap jam dalam sehari.
Ia juga menambahkan bahwa pergerakan yang dinamis tersebut menimbulkan pemikiran yang menyatakan bahwa investasi reksadana itu berisiko karena hal tersebut bisa saja merugikan seseorang yang telah mengeluarkan modal investasi.
Tetapi berdasarkan data yang ada, Ryan membuktikan bahwa performa reksadana tidak benar-benar merugikan seseorang dalam jangka waktu yang panjang.
Ryan memberikan sebuah contoh di mana seseorang melakukan investasi reksadana dengan modal awal Rp 100.000 dalam kurun waktu 5 tahun.
Ternyata, seseorang tersebut tidak mengalami kerugian selama berinvestasi.
Baca Juga: Investasi Masa Depan Bagi Milenial, Pilih Reksa Dana atau Saham?
Bahkan, Ryan mengungkapkan bahwa jumlah investasi yang dimiliki orang tersebut naik lebih banyak dari modal awal yang dikeluarkan.
Ini membuktikan bahwa saham dengan pergerakan dinamis memiliki harga yang cenderung mengalami kenaikkan dan performa yang menguntungkan.
Prospek yang dimiliki Reksadana
Dengan performa yang menguntungkan, sudah dapat dipastikan reksadana juga memiliki prospek yang baik bagi seorang investor.
Ryan menjelaskan bahwa reksadana dengan bunga deposito dalam setahun menunjukkan angka prospek sekitar 11-12%.
Menurutnya, prospek dengan angka tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sebuah kemungkinan yang buruk.
Baca Juga: Apa itu Reksadana? Ryan Filbert: Instrumen Investasi yang Mudah!
Inspirator investasi ini juga menambahkan jika dibandingkan dengan suku bunga bank, maka nilainya dari persenan tersebut pun sangat berbeda jauh.
Selain itu, terdapat juga misconception yang beberapa investor sering miliki ketika mendengar angka prospek sebesar 11-12%.
Para investor tersebut bepikir jika jumlah modal yang dimiliki akan langsung bertambah sebanyak angka prospek yang sudah disebutkan oleh Ryan.
Kenyataannya, hal tersebut tidak akan selalu terjadi pada investor karena ada kemungkinan seorang investor mendapatkan angka prospek yang lebih dari itu.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Reksadana dan Berbagai Jenis juga Prospeknya
Sebagai contohnya, ketika seorang investor mengalami break event atau momen yang menyebabkan dirinya tidak menghasilkan sepeser pun dari investasi dalam setahun, maka bisa saja investor tersebut mendapatkan total angka prospek sebesar 40% di tahun keduanya.
Sehingga, angka prospek sebesar 11-12% hanya berfungsi sebagai rata-rata dalam menentukan hasil yang didapat oleh seorang investor melalui reksadana.