3. Test dan Tracing Harus Ditingkatkan
Testing dan tracing dengan menggunakan PCR atau tes Antigen harus ditingkatkan, terutama untuk mendeteksi mereka yang terpapar tetapi tanpa gejala.
“Kalau ada orang sakit dan ada gejala, tentu bisa kita isolasi, tetapi kalau di luar ada orang yang terpapar tetapi tidak ada gejala dan testnya tidak ditingkatkan, maka mereka bisa makin menularkan. Kalau kebetulan yang menular adalah varian Mu, kan makin repot lagi”, tambah Prof. Tjandra mengingatkan.
Baca Juga: Sebanyak 2.400 Mitra Gojek di Palembang Mendapat Vaksin Covid-19
4. Pengawasan Orang Yang Datang dari Luar Negeri
Profesor Tjandra memberikan catatan pada dua poin. Poin pertama, ketika mereka datang harus diperiksa dengan Whole Genome Sequencing.
Poin kedua, setelah mereka selesai karantina dan kembali ke rumahnya atau ke daerahnya, mereka harus dimonitor.
Bila ada keluhan seringan apapun, harus segera menjalani pemeriksaan menyeluruh.
Jangan dilepas begitusaja setelah karantina, supaya kalau ada sesuatu bisa dimonitor.
Ini harus dilakukan sambil menunggu bukti ilmiah apakah varian baru Mu ini berbahaya atau tidak.
Bukti ilmiah ada tidaknya varian Mu di Indonesia ini menjadi domain pemerintah.
Baca Juga: Baru 50 Persen Izin Orang Tua, Vaksinasi Siswa di Banjarmasin Lamban
Tetapi tidak mungkin pemerintah memeriksa sembilan ratus ribu sample kasus.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat sebagai bentuk partisipasi.
Profesof Tjandra mengimbau kepada masyarakat untuk segera melaporkan ke satgas bila ada sesuatu yang mencurigakan, misalnya terjadi penularan cukup besar disuatu kantor atau wilayah.
Kemudian bila ada anak muda yang sehat walafiat, rajin berolahraga, tanpa komorbid dan sudah dua kali menjalani vaksin, tetapi tiba-tiba mengalami sakit berat sampai harus dibantu ventilator. Ini perlu dilakukan whole genome sequencing.
Baca Juga: Sulsel Belum Aman dari Covid-19, Epidemiolog Ingatkan Ancaman Varian Baru
Timbulnya varian baru virus ini terjadi karena ketika virus bereplikasi itu copy pastenya tidak sempurna.
Karena itu untuk mencegah terjadinya varian baru ini, penularan di masyarakat harus ditekan.
Masyarakat harus tetap disiplin pada protokol kesehatan.
“Kejadian di salah satu cafe yang sedang ramai kemarin adalah sebuah contoh dimana kita tidak menjaga protokol kesehatan, sehingga kemungkinan penularan dan copy paste virus terus terjadi", jelas Profesor Doktor Tjandra Yoga menutup wawancara pagi di Radio Sonora (10/9/2021).
Baca Juga: Pemkot Makassar Mewaspadai Varian Baru Covid-19 Bernama 'Mu'