Banjarmasin, Sonora.ID - Tak ingin kembali terulang, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina bakal mengutus Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes), Machli Riyadi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk memastikan kecocokan data.
Bukan tanpa sebab, perbedaan data hasil evaluasi penerapan PPKM antara Dinas Kesehatan Banjarmasin dengan Kemenkes 06 September lalu, membuat kota berjuluk seribu sungai ini kembali bertahan di level IV selama dua pekan.
"Besok (14/09), saya mengutus Kadinkes ke Kemenkes di Jakarta untuk berkoordinasi sinkronisasi data. Semoga saat evaluasi terakhir nanti tidak ada lagi perbedaan," ucap Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin, saat ditemui Smart FM disela-sela penyerahan bantuan kebakaran di Kelurahan Benua Anyar, Senin (13/09) siang.
Ibnu membeberkan, perbedaan data evaluasi sempat menjadi pertanyaan jajarannya. Pasalnya pada saat itu, Ia meyakini bahwa kota Banjarmasin sudah bisa turun level, setidaknya ke level III.
"Kita harapkan dengan koordinasi mencocokan data itu, ketika diumumkan tidak ada lagi perbedaan. Bahkan kalau bisa Banjarmasin sudah bisa turun ke level II," pungkasnya.
Lantas, bagaimana perkembangan kasus Covid-19 di Banjarmasin sekarang?
Terkait hal itu, Ibnu mengklaim bahwa kasus aktif di Banjarmasin sudah benar-benar melandai. Bahkan pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Sultan Suriansyah tinggal beberapa orang.
Meski demikian, Ia tetap menghimbau kepada warga Banjarmasin agar tidak lengah dan tetap patuh terhadap protokol kesehatan (Prokes).
Baca Juga: Sempat Ditawar 1 M, Rumah Banjar Balai Bini di Benua Anyar Diusulkan Jadi Cagar Budaya
Bagi warga yang sedang menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) namun di rumahnya tidak memungkinkan, bisa datang ke Isolasi Terpusat (Isoter) di jalan Batu Besar.
"Kasus kita sudah landai sekali. Kalau ada yang sakit segera periksa ke RS. di RSUD Sultan Suriansyah juga tinggal beberapa pasien. Padahal kita siapkan 125 tempat tidur," klaimnya.
Mengutip data yang dirilis Dinas Kesehatan Banjarmasin di akun Instagram, kasus aktif covid-19 tertanggal 12 September 2021 berjumlah 304.
Sedangkan Isolasi Mandiri berjumlah 66 orang, Isolasi Khusu 0 dan Isolasi RS berjumlah 238 orang.
Diketahui sebelumnya. Kota Banjarmasin masih masuk dalam 23 kabupaten/Kota yang diusulkan PPKM level IV di luar pulau Jawa - Bali, oleh KPC- PEN
Dari hasil tiga indikator transmisi komunitas versi KPC-PEN, kasus Covid-19 di Banjarmasin sebesar 42,29/100 ribu penduduk. Kemudian rawat inap RS 40,27/100 ribu penduduk. Lalu yang terakhir kematian 1,96/100 ribu penduduk.
Selanjutnya dari hasil tiga indikator kapasitas respon, testing atau positivity rate Banjarmasin di angka 5,67 atau berstatus sedang. Lalu Tracing di angka 3,36 atau berstatus terbatas. Dan terakhir Treatment di angka 30,49 atau berstatus memadai.
Baca Juga: Waspadai Banjarmasin Timur Banjir, Lurah Camat Dikerahkan Bersih-Bersih Drainase
Kesimpulannya, dari hasil asesmen itu, Banjarmasin masih bertahan di level IV. Terhitung mulai dari tanggal 07 S/D 20 September 2021.
Berbeda dengan hasil evaluasi Dinas Kesehatan Banjarmasin, terkait perkembangan kasus Covid-19 terhitung sejak tanggal 30 Agustus s/d 05 September 2021.
Dimana kasus mingguan dari tanggal 30 Agustus s/d 05 September lalu, berjumlah 278 kasus. Dengan rata-rata 39,71 per 100 ribu penduduk. Itu berarti, meletakkan Banjarmasin di level II.
Kedua, kasus perawatan per pekan di tanggal yang sama, berada di angka 123,29 dengan kasus rata-rata 17,61 per 100 ribu penduduk. Yang berarti, meletakkan Banjarmasin di level III.
Indikator terakhir, yakni jumlah keterisian tempat tidur per pekan. Dari sembilan rumah sakit rujukan yang ada di Banjarmasin, yang terisi hanya sebanyak 123 tempat tidur. Posisinya berada di level II.
Baca Juga: Tutup Selama Pandemi Covid-19, Begini Kondisi Taman Satwa Jahri Saleh