Dari aspek ekonomi, manfaat yang bisa didapatkan adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan mencapai Rp 1.7 Triliun, penambahan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp 7.47 Triliun, serta peningkatan tenaga kerja sekitar 33.000 diberbagai sektor.
“Diharapkan secara agregat ini akan beberapa kali, 1,5 hingga 2 kali daripada efek yang dicapai dalam pertemuan di tahun 2018 yang lalu, karena pertemuan ini berjalan sekitar 150 pertemuan selama 1 tahun atau selama 12 bulan,” sebutnya.
Selain itu, G-20 ini dapat menjadi momentum untuk Indonesia menampilkan keberhasilan reform structural yang selama ini telah dilakukan, salah satunya adalah dengan Undang-Undang Cipta Kerja dan Sovereign Wealth Fund. Dengan demikian, diharapkan dapat mendorong minat investor global.
Sementara dari aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang untuk mendorong pembicaraan mengenai topic terkait dengan produksi dan distribusi vakisn covid19.
“Kita terus mendorong agar menjadi global public goods dan juga aksesibilitas bagi masyarakat Indonesia dan negara berkembang yang berpendapatan rendah ,” lanjutnya.
Adapun pertemuan ini rencananya akan dilakukan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid19, mengikuti parameter kesehatan, termasuk persyaratan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.
Baca Juga: BAKTI Kominfo Berharap Proyek Palapa Ring Integrasi Dimulai 2022