Palembang, Sonora,ID – Radio sifatnya sangat dekat dan personal dengan pendengarnya. Di era digital, radio memiliki tantangan yang cukup besar. Banyak gempuran-gempuran konten-konten digital.
“Cukup pesimis, apakah radio akan hilang. Tidak begitu harus optimis, karena radio punya tempat dihati pendengarnya, karena sifatnya personal dan auditive, membuat mendengar radio berasa hangat dan bisa berimajinasi,” ujar Nurly Meilinda, S.I.Kom, M.I.Kom, Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sriwijaya kepada Sonora (14/9/2021).
Walaupun tantangannya berat bagi radio untuk bertahan, tapi ada celah-celah untuk bertahan dan berinovasi.
Celah-celah ini harus dimanfaatkan oleh pengelola radio untuk terus bisa bertahan dengan cara berifikir kreatif dan inovatif untuk mempertahankan eksistensi radio.
Baca Juga: Hari Radio Adalah Hari yang Istimewa Bagi Pelaku Radio
Permasalahan yang dihadapi radio di Indonesia dan diluar negeri sama, yang membedakan hanya sumber daya dan sarana dan prasarananya.
“Yang dilakukan juga sama, radio Indonesia juga sudah berkembang dengan eskosistem digital. Oleh sebab itu, perlu multi platform. Dinegara-negara luar sudah ke podcasat, kita pelan-pelan kesana,” tukasnya.
Dengan cara meningkatkan jangkauan audience denga multi platform, medsos, podcast dan lain-lain.
Dengan begitu pendengarnya tidak hanya di dalam negeri tapi juga sampai keluar negeri. Hal ini jadi sarana pengembangan diri, penyiar dituntut lebih kreatif, membuat selalu dirindukan pendengarnya.
“Semoga radio tetap eksis, semakin baik dengan berkolaborasi dengan semua pihak dan menciptakan iklim yang baik bagi daerahnya dan ikut memberantas hoax serta ikut menciptakan konten-konten yang mendidik,” tutupnya.
Baca Juga: Gawat! Kasus Perceraian di Palembang Meningkat Sejak Pandemi Covid-19