Uniknya Bahasa Khas Semarangan yang Bikin Bingung Para Perantau

16 September 2021 18:00 WIB
lustrasi Semarang
lustrasi Semarang ( iStock.com Ket. Foto)

Semarang, Sonora.ID - Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan bahasa. Menurut data Ethnologue, Tanah Air memiliki 726 bahasa dari berbagai etnis.

Uniknya, pada tiap daerah di Indonesia ini memiliki ciri tersendiri dalam berbahasa, begitu juga Bahasa Jawa yang digunakan di Kota Semarang.

Berbeda dari kota lain yang juga menggunakan bahasa Jawa, di Semarang sendiri terdapat bahasa asli Semarangan dan kadang membuat bingung para perantau.

Bahasa Semarangan memiliki kosakata khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lokal lainnya, berikut beberapa bahasa khas Semarangan yang populer digunakan :

1. Ik – Ok

Ik adalah kata imbuhan yang biasa digunakan warga Semarang di akhir kalimat untuk penegasan. Contoh penggunaan: “Lha nopo ik?” (Memangnya kenapa?)

Ok (Dibaca Ok, bukan Oke) adalah sisipan lain khas logat Semarangan. Ok biasanya digunakan sebagai akhiran untuk menegaskan sesuatu yang telah dikerjakan. Contoh penggunaan:  “Aku wis mangan, ok!” (Aku udah makan!)

2. He’eh

Orang Semarang lebih suka menggunakan “He’eh” untuk menyatakan sikap setuju daripada menggunakan “Iyo”. Huruf E dalam He’eh diucapkan sama seperti huruf E dalam kata Bebek. Contoh penggunaan :

A: Udhane dheres pol ik! (Hujannya lebat banget!)

B : He'eh ik ! (Iya)

3. Ndes

Ndes merupakan kata panggilan yang diambil dari Gondes. Ndes memiliki konotasi yang negatif dan biasanya hanya digunakan di kalangan teman dekat saja. Selain ndes, terdapat juga panggilan lain seperti nda, ndeng, dan ndul. Contoh penggunaan: Ndes, wes mangan durung? (Sudah makan belum?)

Baca Juga: Kampung Batik Jadi Salah Satu Destinasi Wisata di Kota Semarang

4. Lur

Lur adalah sebuah kata panggilan lain yang bermakna positif. Lur diambil dari kata sedulur yang berarti saudara. Contoh penggunaan: Piye kabare, lur? (Bagaimana kabarmu?)

5. Kas

Kas merupakan panggilan atau sapaan akrab yang bermakna positif. Ini merupakan Bahasa prokem atau walikan atau memindahkan tatanan huruf Hanacaraka yang populer di Semarang. Kosa kata “kas” sering menjadi nama panggilan orang terdekat yang berati mas. Contoh penggunaan: Arep ngendi kas?” (mau kemana mas?)

6. Lhaiske

Lhaiske memiliki arti “nah loh”. Biasa digunakan saat seseorang melakukan kesalahan. Contoh penggunaan: Lhaiske, ngko nek diseneni piye jal?. (Nah loh, nanti kalau dimarahin gimana coba?)

7. Sebeh-Semeh

Sebeh-Semeh merupakan panggilan untuk orang tua. Sebeh berarti ayah, dan semeh artinya ibu. Contoh penggunaan: Ojo ngono, ngko sebeh semehmu nesu. (Jangan gitu, nanti ayah ibumu marah!)

8. Mboh

Kosa kata ini berarti tidak tahu”. Biasanya penggunaannya pada percakapan antar teman atau sebaya. Contoh penggunaan:

A: “ lur, weruh kunci motorku?” (Tahu kunci motorku?)

B: “Mboh rak weruh!” (engga tau!)

Baca Juga: 3 Rekomendasi Spot Jogging yang Wajib Banget Dicoba di Kota Semarang

PenulisIyeng Veda
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm