Diakuinya Hanifah, memang ada segudang permasalahan di Sungai yang harus segera diselesaikan. Mulai dari persoalan sampah, limbah domestik, hingga banyaknya pemukiman yang berada di bantaran sungai.
"Masalah yang paling penting memang sampah, yang kedua limbah domestik," katanya lagi.
Terkait tingginya tingkat pencemaran di Sungai Martapura yang diakibatkan oleh limbah domestik, diakui Hanifah telah membuat populasi ikan yang ada semakin berkurang.
"Dulu mungkin banyak ikannya sekarang spot-spot penangkapan ikam sangat sedikit. Itu artinya sudah ada degradasi atau perubahan kualitas air Sungai Martapura," jelasnya lagi.
Baca Juga: Resmikan Teras Parit Nanas, Pemkot Akan Tambah Spot Kuliner
Dalam hal ini, pihaknya akan menggandeng ulama dan tokoh masyarakat setempat, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, agar mau mengubah kebiasaan buruknya membuang sampah ke sungai.
"Kita akan ajak ulama, masyarakat biasanya patuh dengan anjuran dari pemuka agama," harapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor menceritakan masa kecilnya yang hidup di bantaran Sungai Martapura. Kala itu, jelas Paman Birin (sapaan akrab gubernur Kalsel), air sungai Martapura masih dapat langsung dinikmati, baik untuk memasak, minum dan lain sebagainya.
“Saya tinggal di di Sungai Jungah, ledeng belum ada lagi saat itu. Air Sungai Martapura ini dapat langsung diminum,” sebut Paman Birin.
Tapi saat ini, kondisi Sungai Martapura menurutnya sangat memprihatinkan, karena kebersihannya yang telah menurun.
Baca Juga: Hasil Susur Sungai Martapura, Kadis LH Kalsel: Kondisinya Sedang Tidak Baik-baik Saja