Banjar, Sonora.ID – Setelah diluncurkan pada 5 Juni lalu, Pemprov Kalsel pada hari ini, Sabtu (18/09) resmi menggelar Kick Off Sungai Martapura Bungas (Bersih, Unggul, Asri) di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.
Dirangkai dengan Peringatan World Cleanup Day (WCD) tahun 2021, Program Sungai Martapura Bungas dimulai dengan bersih-bersih sungai di sekitar Pasar Terapung Lok Baintan.
Bersih-bersih juga dilakukan di 10 lokasi yang ada di bantaran Sungai Martapura dengan rincian 5 titik di wilayah Kabupaten Banjar, dan 5 titik lainnya berada di Kota Banjarmasin.
“Setelah ini kita akan susun Road Map siapa yang akan melakukan apa,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana kepada awak media, usai Kick Off Sungai Martapura Bungas.
Baca Juga: Bersih-bersih Sungai di Banjarmasin Peringati World Cleanup Day 2021
Menurut Hanifah, salah satu rencana aksi yang paling besar adalah normalisasi di beberapa titik Sungai Martapura yang diketahui sudah mengalami pendangkalan. Hal itu diakuinya sebagai upaya mereduksi banjir akibat tinigginya curah hujan, seperti yang terjadi pada awal tahun lalu.
“Kita ada rencana normalisasi sungai, kini sedang dikomunikasikan dengan BWS Kalimantan III. Di beberapa titik memang ada pendangkalan,” beber Hanifah.
Untuk menyelesaikan persoalan lingkungan hidup di sepanjang Sungai Martapura
Merestorasi dan rediscovery Sungai Martapura sebagai pusaka peradaban Kalsel.
Sasaran utamanya dari program Sungai Martapura Bungas ini, lanjut hanifah, adalah mengembalikan dan mempertahankan daya dukung ekosistem yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Martapura, agar dapat terus mendukung sendi kehidupan yang ada di Kalsel.
“Pengelolaan DAS Martapura yang komprehensif terintegrasi dan berkelanjutandari hulu ke hilir,” lanjutnya.
Baca Juga: Kapolda Kalsel Benarkan KPK OTT di Kabupaten Hulu Sungai Utara
Diakuinya Hanifah, memang ada segudang permasalahan di Sungai yang harus segera diselesaikan. Mulai dari persoalan sampah, limbah domestik, hingga banyaknya pemukiman yang berada di bantaran sungai.
"Masalah yang paling penting memang sampah, yang kedua limbah domestik," katanya lagi.
Terkait tingginya tingkat pencemaran di Sungai Martapura yang diakibatkan oleh limbah domestik, diakui Hanifah telah membuat populasi ikan yang ada semakin berkurang.
"Dulu mungkin banyak ikannya sekarang spot-spot penangkapan ikam sangat sedikit. Itu artinya sudah ada degradasi atau perubahan kualitas air Sungai Martapura," jelasnya lagi.
Baca Juga: Resmikan Teras Parit Nanas, Pemkot Akan Tambah Spot Kuliner
Dalam hal ini, pihaknya akan menggandeng ulama dan tokoh masyarakat setempat, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, agar mau mengubah kebiasaan buruknya membuang sampah ke sungai.
"Kita akan ajak ulama, masyarakat biasanya patuh dengan anjuran dari pemuka agama," harapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor menceritakan masa kecilnya yang hidup di bantaran Sungai Martapura. Kala itu, jelas Paman Birin (sapaan akrab gubernur Kalsel), air sungai Martapura masih dapat langsung dinikmati, baik untuk memasak, minum dan lain sebagainya.
“Saya tinggal di di Sungai Jungah, ledeng belum ada lagi saat itu. Air Sungai Martapura ini dapat langsung diminum,” sebut Paman Birin.
Tapi saat ini, kondisi Sungai Martapura menurutnya sangat memprihatinkan, karena kebersihannya yang telah menurun.
Baca Juga: Hasil Susur Sungai Martapura, Kadis LH Kalsel: Kondisinya Sedang Tidak Baik-baik Saja
“Tapi hari ini, Wallahu ‘alam kebersihannya dipertanyakan yang jelas tidak bisa diminum lagi,” beber Paman Birin.
Oleh karena itu, di momen World Cleanup Day ini, ia mengajak semua pihak mengelorakan kembali gerakan bersih-bersih sungai, agar fungsinya kembali ke sedia kala.
“Kita gelorakan lagi gerakan bersih-bersih sungai sampah-sampah yang mengotorinya,” lanjutnya.
Dijelaskannya lagi, menjaga kebersihan lingkungan termasuk sungai, sudah dianjurkan oleh agama. Terlebih manfaat kebersihan ini kembali juga kepada warga sekitar, yakni terciptanya kenyamanan, keindahan, dan kesehatan.
“Perintah dari agama sudah ada dan tujuannya pun untuk kepentikan manusia jua. Kalau sungai dan lingkungan sekitar bersih, kita akan hidup dengan nyaman dan sehat,” pungkas Birin.
Baca Juga: Program BUNGAS, Cara Pemprov Kalsel Atasi Persoalan Sungai Martapura.