Sonora.ID – Ketika membahas pernikahan, alasan yang sering ditemukan dari orang-orang adalah karena rasa cinta dan percaya yang dimiliki.
Namun setelah menempuh beberapa tahun dari pernikahan tersebut, perasaan ini dianggap menjadi tidak relevan.
Berangkat dari renungan perjalanan pernikahannya, Arvan Pradiansyah menyampaikan penjelasan terkait cinta dan logika dalam siaran Radio Smart FM ‘Why Marriage Doesn’t Work?’ (3/9/21).
CEO Institute for Leadership and Life Management tersebut mengatakan, "mulus atau tidaknya pernikahan dapat dilihat dari aspek emosi dan logika".
Baca Juga: Penuh Rintangan, Begini Perjalanan Cinta Ria Ricis dan Teuku Ryan
Ketika seseorang mengatakan cinta, hal tersebut hanyalah pernyataan yang bersifat emosional dan tidak diseimbangkan oleh logika.
"Jadi harusnya, ketika menikah emosi dan logika itu harus seiring sejalan," jelasnya.
Jika pernikahan hanya bersandar pada logika, maka pernikahannya akan terasa kering atau hampa dari cinta kasih karena pernikahan tersebut hanya didasarkan pertimbangan untung-rugi.
Di satu sisi, jika pernikahan hanya dilandasi oleh emosi, seperti menyukai seseorang, maka perasaan ini hanya akan berlangsung sesaat.
“Cinta itu seringkali buta. Ketika kita mengatakan cinta itu buta saja, itu sudah menunjukkan logika tidak berjalan sepenuhnya,” jelas Arvan.
Tidak hanya cinta, rasa benci sebagai bentuk dari perasaan pun juga buta karena keduanya merupakan emosi yang sangat intens sehingga pada titik tertentu, cinta dan benci bisa mengalahkan logika.
Ketika kita mencintai seseorang, segala hal dari orang tersebut akan dilihat baik.
Begitu pun ketika membencinya, kita akan jatuh pada bias bahwasanya orang yang kita benci tidak memiliki kebaikan sama sekali.
Rasa benci ini kerap ditemukan pada saat seseorang memutuskan untuk bercerai.
Baca Juga: Bicara tentang Toxic Relationship, Cinta Laura: Itu Bukan Cinta!
Pun, lagi-lagi bercerai ini terkadang disebabkan oleh hilangnya logika pada saat seseorang memulai pernikahan.
Arvan menambahkan, "ketika menikahi seseorang, kita harus melihat pasangan kita sebagai orang biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan".
Sebagai manusia, pastinya ada hal yang kita suka dan tidak sukai dari seseorang, termasuk pasangan kita.
Sedari awal, kita harus mengakui kedua hal tersebut karena hal ini jauh lebih rasional ketimbang bias terhadap salah satunya saja.