Sonora.ID - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan pemulihan perekonomian global diperkirakan masih berlanjut meskipun dampak kenaikan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan di beberapa negara masih perlu diwaspadai.
Perry mengatakan laju pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang mengalami perlambatan pada paruh kedua 2021 ini.
Demikian pula dengan pasar keuangan global yang belum sepenuhnya mereda. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingginya ketidakpastian tersebut, diantaranya adalah isu kegagalan bayar korporasi di pasar keuangan Tiongkok, rencana pengurangan stimulus (tapering) oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed), serta peningkatan kasus Covid-19.
Baca Juga: BI Jabar Kembangkan Metode Integrated Ecofarming Pada Klaster Strategis Mitra Binaan
“Perkembangan tersebut berpengaruh terhadap preferensi investor global atas aliran portofolio ke negara berkembang,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Selasa (21/09/2021).
Meski demikian, pemulihan ekonomi di berbagai negara kawasan Eropa dan Amerika Latin cenderung lebih tinggi, sehingga dapat menopang pertumbuuhan ekonomi global.
Jika melihat kinerja beberapa indikator ekonomi, seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dan penjualan eceran pada Agustus 2021 tercatat tetap kuat meski terdapat indikasi lebih lamanya transportasi barang seperti yang tercermin dalam PMI Suppliers’ Delivery Times Index.
“Dengan dinamika tersebut, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi global 2021 tetap sekitar 5,8%,” sebut Perry.
Sementara itu, kinerja perekonomian domestik diperkirakan kembali membaik secara bertahap. Perbaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring dengan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Pada periode Agustus hingga awal September 2021, aktivitas ekonomi domestik berangsur membaik, setelah mengalami perlambatan pada Juli 2021,” lanjut Gubernur Bank Indonesia.
Baca Juga: Bank Indonesia Sebut Sedang Mengembangkan Kebijakan Keuangan Hijau
Hal ini tercermin dari kinerja berbagai indikator dini, diantaranya adalah penjualan eceran, ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, yang kembali meningkat.
“Di sisi eksternal, kinerja ekspor terus meningkat didukung oleh tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama,” sebut Perry.
Melihat perkembangan tersebut, proyeksi Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2021 ini masih sama, yakni berada di kisaran 3,5 persen hingga 4,3 persen.