Sonora.ID - Meski PPKM Jawa-Bali masih terus diperpanjang hingga awal Oktober 2021 mendatang, namun diketahui bahwa sudah tidak ada daerah yang masuk dalam kategori daerah level 4.
Hal ini adalah sebuah perkembangan bagi Indonesia, mengingat beberapa bulan yang lalu, negera ini mengalami lonjakan kasus baru Covid-19.
Perlu diingat bahwa kebijakan PPKM ini masih berlanjut dan kasus Covid-19 di Indonesia masih terjadi, sehingga disiplin protokol kesehatan masih terus harus dilakukan oleh seluruh masyarakat demi keamanan dan kenyaman seluruh pihak.
Baca Juga: Usai Viral Pesta Langgar Prokes, Kapal Wisata Pinisi di Makassar Ditutup
Hal ini juga yang disampaikan oleh Kepala Bidang Penanganan Kesehtaan Satgas Covid-19, Alexander Ginting bahwa PPKM merupakan instrument penting dalam penanggulangan pandemi dan pengendalian transmisi virus yang memiliki banyak fungsi.
Dalam Dialog Semangat Selasa Forus Merdeka Barat 9 (FMB 9) KPCPEN, pihaknya juga menegaskan bahwa satgas masih terus melakukan program ‘maskerisasi’ untuk masyarakat.
Alexander juga menjelaskan bahwa saat ini, tidak ada lagi daerah dengan level 4 di wilayah Jawa dan Bali. Adapun di luar Jawa dan Bali, hanya tinggal beberapa daerah saja yang menerapkan level 4. Menurutnya, walaupun PPKM sudah masuk level 1 atau 2, Posko PPKM di desa dan kelurahan harus selalu menjalankan fungsinya untuk melindungi warga.
Di sisi lain, Alexander mengatakan bahwa vaksinasi sebagai salah satu elemen penting penanganan pandemi COVID-19 juga harus terus dipercepat. Vaksinasi, khususnya bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan difabel, harus segera dilakukan.
“Vaksin dosis pertama lansia masih 26%, dosis kedua 18% padahal mereka adalah populasi rentan. Untuk mortalitas, lebih dari setengahnya adalah lansia, kasus aktif juga sebagian besar adalah lansia,” tutur Alexander.
Oleh karena itu, Alexander meminta seluruh sentra vaksinasi untuk dapat memberikan kemudahan akses kepada kelompok lansia, difabel, dan kelompok rentan lainnya. Masyarakat sekitar, terutama keluarga dari kelompok rentan juga diharapkan dapat berperan aktif dalam membantu percepatan vaksinasi bagi mereka.
Sementara itu, Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sub Bidang Mitigasi Falla Adinda memastikan bahwa ketersediaan vaksin yang ada di Indonesia sudah mencukupi. Menurutnya, fokus saat ini lebih dititikberatkan pada distribusi vaksin dan edukasi publik untuk bersedia segera melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Mari Belajar Lebih Dekat Soal Istilah Badai Sitokin dan Long Covid-19
“Indonesia sangat terberkati, terima kasih kepada pemerintah atas upayanya dalam ketersediaan vaksin. Kita memiliki vaksin dalam jumlah yang memadai dan berbagai merek. Tugas kita berikutnya adalah dalam hal distribusi serta menyakinkan masyarakat untuk sadar vaksinasi,” katanya.
Campaign Director Gerakan Pakai Masker (GPM) Fardilla Astari juga mengatakan hal serupa, bahwa kampanye dan edukasi harus dilakukan secara berkesinambungan dan menjangkau seluruh elemen masyarakat.
Tujuannya, agar masyarakat selalu ingat untuk mengenakan masker, menerapkan protokol kesehatan, dan mempercepat vaksinasi.
Untuk itu, mereka berusaha merangkul komunitas yang belum terjangkau oleh teknologi digital dan internet.
Baca Juga: Pentingnya Kesadaran Disiplin Protokol Kesehatan, Satgas: Tak Sekadar Patuh
“Caranya, relawan-relawan kami melakukan penyuluhan kepada para tokoh masyarakat, pemimpin komunitas seperti di pasar, pesantren dan tempat-tempat ibadah,” katanya.
GPM juga aktif memanfaatkan media digital sebagai sarana edukasi kaum muda. Anak muda sebagai agen perubahan, dinilai memiliki peran penting dalam proses edukasi dan sosialisasi terkait COVID-19.
Untuk itu, GPM menggelar berbagai program untuk menyasar generasi muda melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Satgas COVID-19, KPCPEN, dan lembaga lainnya. (*Adv)