Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, memberikan sambutan di Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY. (
Bank Indonesia)
Yogyakarta, Sonora.ID - Rapat Koordinasi Daerah TPID DIY kembali digelar pada Rabu, 22 September 2021, di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Rakorda kali ini mengakat tema “Smart Digital Farming untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Menjaga Stabilitas Harga”.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan RI Iskandar Simorangkir, Kepala Kantor Perwakilan BI DIY Hilman Tisnawan, Asisten Setda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana, dan diikuti oleh Sekda DIY, Bupati/Walikota Se-Daerah DIY, segenap jajaran BI DIY, serta tamu undangan baik daring, luring.
Tema tersebut dipilih sesuai arahan dari Presiden RI Joko Widodo saat Rakornas Pengendalian Inflasi 2021 pada bulan Agustus lalu. Presiden RI memberikan arahan, bahwa pandemi seharusnya menjadi momentum untuk mendorong digitalisasi UMKM pangan dari hulu ke hilir.
Dalam pidato sambutannya, Gubernur DIY menyampaikan informasi, bahwa DIY memiliki program strategis “Pengendalian Hulu-Hilir, Inflasi Terjaga” (ULIR SIAGA).
“Inovasi tersebut merupakan penanganan gejolak harga dengan metode preventif, melalui optimalisasi tata niaga dalam rantai pasok yang terstruktur serta terintegrasi dari hulu-hilir. Program unggulannya adalah inovasi digitalisasi dari sisi hulu untuk meningkatkan produksi, dan penguatan hilir untuk perluasan jangkauan distribusi dan pemasaran,” jelas Gubernur DIY.
Gubernur DIY juga menjelaskan, pengendalian dari sisi hulu ke hilir ini ditujukan untuk mendorong sektor ekonomi agar tumbuh makin produktif. Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan produktivitas produsen, serta memperkuat sektor UMKM.
Dengan adanya peningkatan nilai tambah di sektor pertanian melalui smart digital farming, diharapkan memberikan kontribusi yang semakin besar dalam menggerakan mesin pertumbuhan ekonomi.
Gubernur DIY menambahkan, ada beberapa hal sebagai faktor pendukung agar ekonomi tumbuh produktif, antara lain Sinergi dan kolaborasi lintas instansi; Peningkatan kompetensi digital pelaku usaha tani; Penguatan kelembagaan petani; Optimalisasi KUR Pertanian; Pendampingan itensif sesuai karakteristik usaha tani; dan Perluasan akses pasar secara digital.
Pada acara Rakorda TPID DIY tersebut, juga dilakukan Penyampaian Piagam TPID Award 2020 kepada Gubernur DIY oleh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan RI.
Dalam sambutanya, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan RI mengucapkan selamat kepada Gubernur DIY dan TPID DIY atas prestasi luar biasa yang diperoleh dalam pengendalian inflasi yang ada di DIY.
Iskandar Simorangkir mengatakan inflasi bukan semata-mata untuk mencapai inflasi yang rendah tetapi juga harus dirasakan untuk kemakmuran rakyat di daerahnya. Oleh karena, itu inflasi yang rendah itu adalah salah satu prasarana supaya rakyat lebih sejahtera.
Ia menjelaskan, optimalisasi digitalisasi untuk m endukung pengendalian inflasi perlu terus diperluas. Optimalisasi digitalisasi pertanian baik sisi hulu aupun hilir dapat terusdikembangkan dan diperluas penyerapannya.
Pada acara tersebut, juga dilakukan Penandatanganan Kerja antara Pemerintah Daerah DIY dan Bank Indonesia, tentang Pendataan Pengembagan Sistem Ekonomi Hub (pusat) dan Pengembangan Sektor Riil Perekonomian DIY.
Selain itu, ada pula penyerahan secara simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) oleh Kepala kantor Perwakilan BI DIY kepada pelaku usaha pertanian. Program Sosial Bank Indonesia tersebut diberikan kepada empat Kelompok Tani. Dua dianataranya berasal dari Bantul dan dua lainnya adalah Kelompok Tani, berasal dari Sleman.
Program Sosial Bank Indonesia diberikan kepada Kelompok Tani di Bantul, yaitu PSBI Gudang Benih Bawang Merah (2021) kepada Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul dan PSBI Alsintan Corporate Farming (2020) kepada Kelompok Tani Barokah, Blawong, Trirenggo, Jetis, Bantul.
Adapun dua Program Sosial Bank Indonesia yang diberikan kepada Kelompok Tani di Sleman, yaitu Bantuan Teknis Irigasi Tetes untuk Kelompok Tani Lombok Merapi Cangkringan, Sleman dan PSBI infrastuktur Pasar Lelang Cabai yang diberikan kepada Perkumpulan Petani Hortikultura Merapi (PPHM) Sleman, infrastruktur tersebut berupa; renovasi gedung sekretariat, pembangunan ruang pertemuan, Tikum Hargobinangun, perluasan ruang sortir, dan pembangunan ruang tunggu lelang.
Kepala kantor Perwakilan BI DIY menjelaskan teknologi digitalisasi membawa peluang sekaligus tantangan.
“Penerapan digitalisasi di sisi hulu mampu meningkatkan produksi secara signifikan. Sementara itu digitalisasi di sisi hilir juga mampu memperluas jangkauan pasar. Namun masih terdapat gap kapabilitas, di mana belum semua pihak mampu menerapkan teknologi digitalisasi secara merata,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia memandang penting bagi TPID untuk tidak hanya mendorong penerapan teknologi digitalisasi, namun juga memastikan tidak ada pihak yang tertinggal dalam implementasi digitalisasi tersebut.