Sonora.ID - Sejak dinyatakan bahwa Indonesia dalam kondisi pandemi, hampir seluruh pihak dan bidang mengalami dampak negatif dari kondisi tersebut, ditandai dengan tidak sedikitnya karyawan yang mengalami putus hubungan kerja (PHK).
Pada saat inilah, masyarakat membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk memberikan program yang bisa memberikan peluang bagi masyarakat tersebut.
Program Kartu Prakerja memberikan dampak signifikan bagi masyarakat khususnya di tengah situasi sulit akibat pandemi COVID-19. Program ini telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat.
Baca Juga: Total 390.138, Sumut Provinsi Peserta Kartu Prakerja Terbanyak di Luar Jawa
Kartu Prakerja adalah program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang berlangsung daring di masa pandemi, di samping bantuan sosial tunai.
Program ini ditujukan bagi pencari kerja, pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Dalam program ini, peserta akan mendapatkan saldo bantuan awal, untuk mengikuti pelatihan yang disediakan dan dipilih sesuai minat. Setelah itu, mereka dapat mencairkan insentif berupa bantuan sosial tunai sebesar Rp 600 ribu per bulan, untuk 4 bulan.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan bahwa antusiasme masyarakat tiap gelombang selalu tinggi. Hingga saat ini, pihaknya telah menerima sekitar 75 juta pendaftar, yang kemudian diseleksi.
Baca Juga: Mitra Kartu Prakerja Siap Berikan yang Terbaik bagi Masyarakat
“Dalam hal persebaran peserta, Kartu Prakerja sudah melayani masyarakat di seluruh Indonesia di 514 kabupaten kota, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote,” tutur Denni pada Dialog Produktif Kabar Kamis Siang Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), KPCPEN (23/9/2021).
Dalam pelaksanaannya, Denni menyatakan bahwa Kartu Prakerja menjalin kolaborasi dengan banyak pihak, baik pemerintah maupun lembaga pemberi pelatihan. Pihaknya membuka kesempatan luas bagi semua lembaga pelatihan baik di pusat maupun daerah, untuk bergabung dalam ekosistem prakerja.
Salah satu lembaga pelatihan berasal dari daerah adalah Kita Kompeten, yang berlokasi di Kalimantan. Founder Kita Kompeten Ilham Rahmanto menjelaskan, lembaga tersebut memberikan pelatihan terkait sektor industrial, khususnya sertifikasi yang menjadi syarat untuk bekerja. Misalnya, sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang penting untuk bekerja di industri minyak dan pertambangan. Mereka juga berencana membuka pelatihan kewirausahaan.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Pekerja Terakhir Hari Ini, Simak 6 Hal Berikut Ini!
Tidak berhenti pada pemberian pelatihan, mereka juga membantu peserta untuk mendapatkan pekerjaan atau mengikuti ujian kompetensi berikutnya yang diakui Badan Nasional Sertifikat Profesi. Bantuan tersebut dalam bentuk pendampingan, subsidi, juga permodalan.
Pengamat Ekonomi CORE, Yusuf Rendy Manilet menyatakan bahwa Kartu Prakerja adalah progam unik, yang awalnya didesain bukan untuk pandemi, melainkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Saat ini, Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial dan menyediakan pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam sehingga dinilai inklusif.
Menurut Rendy, Kartu Prakerja bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi karena peserta mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.
“Berkat pandemi, masyarakat jadi tahu tentang keberadaan Kartu Prakerja untuk peningkatan keterampilan. Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha,” ujarnya. (*Adv)
Baca Juga: 23.740 Ribu Orang di Sulsel Telah Menerima Manfaat Insentif Program Kartu Prakerja