Fahrul tampak asyik menjajakan buah-buahan. Ada nanas, pisang, rambutan, jeruk, hingga kecapi. Ada pula kerajinan tangan, berupa miniatur pedagang Pasar Terapung.
Jauh sebelum membuat jukung dorong, Dituturkan Fahrul, tak kurang 20 tahun dirinya berdagang di Pasar Terapung Muara Kuin.
Tiap hari, Ia mengayuh jukung dari rumahnya di kawasan Jalan Pangeran, menuju Muara Kuin, membawa dan menyajikan ragam buah-buahan, lalu menawarkannya kepada para wisatawan.
Namun kini, seiring berjalannya waktu, pamor Pasar Terapung Muara Kuin kian meredup. Banyaknya pedagang tak sebanding dengan banyaknya pengunjung.
Baca Juga: Ratusan Acil Jukung Pasar Terapung Dikenalkan Transaksi Digital
Saat itulah, Ia juga memutuskan untuk berjualan di darat. Tujuannya tentu agar dagangan yang dijajakannya cepat laku.
Agar tidak menghilangkan ciri khas Pasar Terapung, gerobak dorong itu pun diubah bentuknya menjadi jukung.
"Jukung ini rampung dibuat sejak awal tahun tadi. Tepatnya, ketika banjir melanda sebagian wilayah di Kota Banjarmasin," jelas pria 55 tahun itu.
"Dibuat sewaktu senggang saja dan ketika ada rezeki lebih. Sekarang, kalau saya ingin berjualan di air, saya tinggal pakai jukung beneran. Kalau di darat, saya pakai jukung yang ini," tambahnya.