Palembang, Sonora.ID – Mendikbudristek Nadiem Makarim meminta perguruan tinggi yang masuk wilayah PPKM Level 1 hingga 3 untuk segera menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Sementara kampus yang masuk wilayah PPKM Level 4 masih harus menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menanggapi hal tersebut Octavianus Calvin, Presiden Mahasiswa Universitas Katolik Musi Charitas kepada Sonora (23/09/2021) mengatakan dirinya menyambut baik hal tersebut karena sudah merindukan diadakan perkuliahan tatap muka.
“Kabar yang membahagiakan, sudah sangat menginginkan perkuliahan dilakukan secara tatap muka. Bisa bertatap muka bersama teman-teman, dosen-dosen serta pengajaran langsung dikelas,” ujarnya.
Baca Juga: Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bantah Temuan Kemendikbud Soal Kasus Covid-19 di Sekolah
Menurutnya kuliah daring yang dilakukan selama ini karena situasi yang tidak mendukung dan mengharuskan melakukan perkuliahan secara daring.
Perkuliahan daring ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya bisa memperoleh materi tidak sebatas dari guru atau dosen tapi bisa dari jurnal-jurnal atau youtube.
Sisi negatifnya adalah kendala internet. bila koneksi tidak baik mahasiwa akan kehilangan fokus.
Ia berpendapat sebaiknya perkuliahan nantinya dapat dikombinasikan antara offline dan online mengingat kondisi yang belum sepenuhnya baik.
Pihak kampus juga harus menerapkan pembagian jadwal perkuliahan mulai dari pembagian kelas dan hari dalam masa perkuliahan daring dan tatap muka.
Pihak kampus juga sebaiknya mendata terkait vaksinasi baik pihak dosen maupun mahasiswa agar lebih menekan penyebaran covid-19.
Baca Juga: Dukung Program PTM Terbatas, Dinkes Siapkan 50 Ribu Vaksin untuk Pelajar se-Kota Siantar
Pihak kampus juga menerapkan prokes yang ketat serta memberikan fasilitas yang mendukung perkuliahan tatap muka, juga adanya mahasiswa yang ditunjuk menjadi Satgas Covid.
“Semoga situasi semakin membaik dan berdampak ke system pembelajaran yang efektif dan bisa tatap muka secara full. Kedepan semoga kurikulum dan pembelajaran berjalan efektif. Penilaian lebih banyak ke pengembangan skill dan kreatifitas mahasiswa,” tutupnya.