Peran guru dan orang tua sangatlah penting sebagai sumber informasi yang paling banyak dijadikan rujukan oleh anak terkait menstruasi.
Namun guru dan orang tua tidak selalu memberikan informasi yang akurat dan menyeluruh
"Akibat ketidaktahuan dan kurangnya informasi yang benar, banyak stigma, mitos dan kepercayaan dan miskonsepsi terkait menstruasi misalnya larangan keramas, berolahraga, minum air es, makan daging dan buah tertentu saat menstruasi," jelasnya
Oleh karena itu, Untuk meningkatkan kualitas informasi terkait menstruasi dan MKM pada guru dan orang tua, LemINA melaksanakan workshop MKM dengan melibatkan 235 guru dan 250 orang tua siswa di 20 SD penerima manfaat program.
Baca Juga: Mensos Risma Gandeng ITS Bahas Rumah Tahan Bencana
Akses sanitasi di sekolah juga berdampak signifikan terhadap peningkatan kesehatan dan dan berkontribusi pada meningkatnya angka partisipasi sekolah.
Penyediaan Menstrual Hygiene Management Kit (Paket Kebersihan Menstruasi) untuk 20 SD penerima manfaat dapat menjadi dukungan untuk siswa perempuan agar bisa menghadapi menstruasi dengan bersih, nyaman dan aman di sekolah.
Paket kebersihan menstruasi terdiri dari 1004) paket pembalut, 20 lemari penyimpanan pembalut, 20 tempat sampah, 20 cermin, dan 40 poster edukasi untuk disimpan di toilet siswa perempuan.
Dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk ikut serta mendukung tumbuh kembang anak-anak. Program MKM adalah langkah awal yang menyasar sebagian kecil sekolah dasar di Kota Makassar.
Peran aktif dan kerjasama sekolah, komunitas, media, organisasi masyarakat, dan lembaga pemerintah menjadi jalan untuk mendukung lebih banyak Jagi anak perempuan untuk meningkatkan kualitas informasi, akses informasi dan sarana sanitasi MKM.
Baca Juga: Cegah Konflik Kebahasaan di Medsos, Balai Bahasa Kalsel Gelar Diskusi Kelompok Terpumpun