Sonora.ID - Tekanan dan tuntutan selalu membuat seseorang mengalami kenaikan kadar stres dalam tubuh.
Stres ini menjadi salah satu penyebab utama yang menghambat produktivitas dan menurunkan kinerja dalam bekerja.
Banyak faktor yang menimbulkan stres muncul ke permukaan dan membuat seseorang menjadi sangat tidak berdaya.
Salah satu dari faktor penyebab stres yang mudah ditemukan saat ini adalah beban kerja yang terlalu menumpuk.
Baca Juga: Hemat Tanpa Biaya, Inilah 7 Pereda Stres Paling Efektif yang Patut Dicoba
Pandemi Covid-19 menyebabkan seseorang harus bekerja dari rumah dan tidak mewajibkan untuk berangkat ke kantor di pagi hari.
Sehingga, timbul sebuah mindset bahwa waktu yang dimiliki saat ini lebih fleksibel akibat kerja dari rumah.
Ini membuat seseorang mendapatkan beban kerja berlebih dibandingkan ketika harus bekerja dari kantor.
Pada kenyataannya, waktu yang fleksibel tidak menutupi fakta bahwa seseorang memiliki pekerjaan rumah yang harus dibereskan terlebih dahulu. Terlebih jika mereka sudah berumah tangga.
Saat ini, tidak semua sekolah menerapkan Pertemuan Tatap Muka (PTM) karena masih adanya Covid-19 yang merebak di luaran sana. Ini membuat para orang tua yang bekerja harus turun tangan untuk membantu anak dalam menghadapi kelas online.
Baca Juga: Sibuk Garap Bisnis Baru, Millen Cyrus Ubah Stres jadi Keuntungan
Tentu, hal tersebut menambahkan beban berat bagi para orang tua yang sudah memiliki banyak pekerjaan dengan deadline mepet.
Tidak dipungkiri, stres pun terjadi secara beruntun kepada mereka.
Dampak dari Stres
Stres yang terjadi secara beruntun ini memiliki banyak dampak terhadap kehidupan seseorang.
Melalui program Smart Business Talk, seorang Motivator bernama Tung Desem Waringin mengatakan bahwa stres dapat menurunkan kekuatan imun seseorang.
Menurunnya kekuatan imun ini menjadi tanda yang tidak baik karena Covid-19 mudah menyerang seseorang ketika sedang tidak fit.
Baca Juga: Selain Masak, Ini 4 Kegiatan yang Berguna untuk Redakan Stres
Tung juga menambahkan bahwa stres dalam level tertentu dapat meningkatkan angka kematian hingga 40%.
Angka persentase tersebut cukup tinggi dan menujukkan bahwa stres berdampak sangat berbahaya bagi seseorang.
Tetapi di sisi lain, Motivator ini mengatakan bahwa terdapat orang-orang yang malah menjadikan stres sebagai pemicu adrenalin.
Orang-orang tersebut menganggap stres ada sebuah pancingan yang digunakan bagi tubuh untuk bisa bersiap-siap memberikan sebuah respon.
Sehingga, tubuh mereka dapat merespon stres dengan baik dan menjadikannya semakin kuat terhadap ancaman.
Baca Juga: 5 Sumber Stres Saat Pandemi, Behavior Consultant: Bahkan Dialami Anak-Anak!
Mengatasi Stres
Karena memiliki dampak yang cukup berbahaya, maka seseorang harus bisa mengatasi tingkat stres yang dimiliki.
Kegiatan olah raga rutin dapat menjadi salah satu media dalam mengurangi tingkat stres yang sedang menjadi-jadi.
Luangkan waktu sekitar satu jam setiap paginya untuk melakukan work out sederhana atau jogging untuk membantu dalam merilekskan pikiran.
Perhatikan juga jam tidur yang dimiliki!
Baca Juga: Apa Itu Parenting Agility? Master Trainer: Anak Merasakan Stres dari Orang Tua
Umumnya para remaja disarankan untuk memiliki kualitas tidur yang baik dengan rentang waktu berkisar 8-10 jam. Sedangkan orang dewasa harus memiliki jam tidur dengan jangka waktu 7-9 jam seharinya.
Hindari keseringan begadang karena hal tersebut hanya akan meningkatkan kadar stres yang membuat otak menjadi lelah ketika pagi hari datang.
Berikan tubuh asupan yang baik dan bergizi.
Minuman beralkohol berdampak sangat buruk kepada tubuh dan dapat meningkatkan kadar stres.
Oleh karena itu, konsumsi makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan minum olahan susu guna menjaga kesehatan tubuh.