Jakarta, Sonora.ID - Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI melakukan rapat kerja dengan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM untuk membicarakan agenda rencana aksi kemitraan strategis Indonesia dan Australia tahun 2020-2024 secara virtual (30/9).
Wakil Ketua BKSP DPD RI TB M Ali Ridho Azhari mengatakan jika kedua negara telah meratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yaitu kerja sama ekonomi untuk memperkuat kontribusi masing-masing negara pada rantai pasokan global maupun investasi dan volume perdagangan timbal balik kedua negara. BKSP DPD RI pun mendorong peningkatan kerja sama di tingkat daerah.
“Provinsi-provinsi Indonesia memiliki banyak produk lokal yang menarik dan dapat menjadi peluang ekonomi, khususnya di sektor usaha kecil dan menengah,” ucapnya.
Baca Juga: Ketua Komite I Fachrul Razi: Penguatan Bakamla Penting Menjaga Kedaulatan Bangsa
Ridho juga menjelaskan jika adanya kerja sama parlemen kedua negara dapat memungkinkan penguatan hubungan bilateral, baik di sektor politik, ekonomi, ataupun di tingkat masyarakat. Ia pun mendorong terjadinya dialog antara DPD RI dengan Senat di Australia.
“Kami di BKSP meyakini bahwa dialog bilateral dan multilateral dapat mendorong kerja sama yang lebih substantif di kalangan para anggota parlemen, sehingga kawasan Asia Pasifik akan relatif lebih stabil dan memungkinkan adanya pertukaran ekonomi, sosial dan budaya yang lebih kuat dan hangat,” jelasnya.
Anggota DPD RI dari Kepulauan Riau Richard Pasaribu berharap agar IA-CEPA dapat mengakomodir peluang kerja sama untuk memaksimalkan potensi daerah-daerah kepulauan.
“Apa pandangan IA-CEPA dalam ekonomi maritim? Peluang apa saja bagi Indonesia sebagai negara kepulauan untuk sebagai strategic partner dengan Australia,” ucapnya.
Baca Juga: KPH Eddy S Wirabhumi: Raja dan Sultan se-Nusantara Satu Jiwa dengan Perjuangan DPD RI
Sementara itu, Anggota DPD RI dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto berharap agar Australia dapat mempertimbangkan kerja sama antara NTT, Dili, dengan Australia.
Menurutnya terdapat berbagai peluang di NTT yang bisa dikerjasamakan dan saling menguntungkan.
“Kalau kita bisa bikin segitiga ini, akan menguntungkan. Mohon bantuan agar Canberra dan Jakarta bisa membicarakan ini. Karena kami sudah berkali-kali rapat segitiga, hanya bicara-bicara, dan sudah lebih dari 15 tahun. Ada peluang perdagangan, pariwisata, dan budaya,” ucap Abraham.
Sementara itu, Penny Williams PSM mengatakan bahwa Australia selalu berkomitmen untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Indonesia.
Terutama dalam menyikapi dampak pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Beberapa kali Australia juga memberikan bantuan terkait penanganan Covid-19 ke Indonesia.
Mulai dari dosis vaksis AstraZeneca, antigen, ataupun peralatan oksigen.
“Australia telah membentuk kembali kemitraan pembangunan dengan Indonesia untuk memaksimalkan responsitivitas upaya nasional dalam pemulihan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021-2022. Dan dukungan ini berdasarkan tiga pilar rencana tanggap akibat pandemi Covid-19 yang berupa jaminan kesehatan, stabilitas, dan pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Baca Juga: Dalam Rangka Harpenas Bank Kalimantan Barat Ikuti Akad Masal KPRS