Pontianak, Sonora.ID - Sejumlah daerah di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, dilanda banjir hingga menyebabkan ratusan permukiman warga terendam.
Satu diantara Banjir yang melanda Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, disebut-sebut terparah sepanjang kurun waktu 30 tahun terakhir. Banjir terparah pernah terjadi pada tahun 1991 silam.
Sebanyak 488 kepala keluarga di 8 desa di Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, terdampak banjir luapan sungai melawi.
Jumlah ini berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Minggu (3/10/2021).
Baca Juga: Ada 3 Shio Ini di Keluarga Anda? Siap-siap Kaya Raya dan Banjir Keberuntungan
Informasi yang dihimpun dari Polsek Ambalau, banjir yang terjadi sejak Sabtu 2 Oktober 2021 menimbulkan kerusakan pada rumah warga di beberapa desa dan juga infrastrukstur pemerintah seperti bangunan Kantor Desa dan Pustu.
"Desa Kolongan Juoi, Korong Darso, Patih Jepara menurut beberapa sumber ada rumah warga yang juga terseret banjir, serta satu jembatan gantung di Desa Keremoi putus di hantam terjangan banjir yang terjadi kemarin pagi, " ungkap, Kasi Humas Polsek Ambalau, Bripka Wardi, Minggu 3 Oktober 2021.
Banjir tahun ini mengakibat kerugian harta benda yang sangat besar bagi warga Kecamatan Ambalau.
Namun akibat akses yang sangat terbatas dan putusnya jaringan komunikasi yang ada di Desa-desa pihaknya belum bisa mendapatkan informasi secara detail terkait kerugian serta kerusakan akibat bencana banjir di Kecamatan Ambalau.
Baca Juga: Bentuk Tim Pengawas, KPSB Palembang Bakal Jaga Kebersihan Sungai
Dari Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Sugianto menuturkan, ada satu jembatan gantung putus dan beberapa rumah warga rusak berat akibat banjir yang terjadi Minggu (3/10/2021).
Sugianto menjelaskan, banjir dilaporkan terjadi di 40 desa di dua kecamatan yakni, Ambalau dan Serawai.
“Ada satu jembatan gantung dan enam rumah penduduk yang rusak berat di Kecamatan Ambalau, Sintang, akibat banjir,” kata Sugianto saat dihubungi wartawan, pado minggu sore
Selain itu, terdapat ribuan kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi sejak Jumat (1/10/2021).
Baca Juga: Atasi Masalah Banjir, Palembang Rangkul Komunitas Peduli Sungai
“Untuk sementara tidak ada korban jiwa. Kerugian belum bisa ditafsir, sekarang masih dilakukan pendataan oleh pihak kecamatan,” Ucap Sugianto.
Sebelumnya, Kapolsek Serawai AKP Muhammad Rasyid mengatakan, pihaknya telah melakukan patroli ke sejumlah desa dengan menggunakan perahu karet.
“Kegiatan patroli bersama dengan Forkompincam Serawai dalam rangka monitor situasi banjir,” kata Rasyid dalam keterangan videonya, Minggu siang. Diperkirakan banjir mulai terjadi Minggu dini hari, akibat luapan sungai setelah hujan deras dalam dua hari terakhir.
Aktivitas masyarakat di Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, lumpuh total akibat banjir luapan sungai melawi.
Total 22 desa di Kecamatan Serawai, terendam banjir dari total 38 desa.
Masyarakat saat ini ada yang bertahan di rumah berlantai dua, ada pula yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Baca Juga: Banjir Reda Bantuan Tiba, 14 SD di Banjarmasin Terima 'Dana Segar'
Pusat kecamatan serawai, menjadi titik paling parah terdampak banjir. Kedalam air bahkan mencapai 6 meter.
Aktivitas pedagangan lumpuh, banyak kendaraan sepeda motor warga yang terendam air.
"Lumpuh total. Banjir di pusat kecamatan sedalam 6 meter," kata Kapolsek Serawai, AKP Muhammad Rasyid kepada Tribun Pontianak, Minggu 3 Oktober 2021.
Minggu pagi, Kapolsek Serawai bersama dengan Forkompincam melakukan monitoring ke sejumlah desa yang terdampak banjir.
Patroli dilakukan dengan menggunakan sped boat pada wilayah yang dapat dijangkau terdiri dari Desa Tanjung Baru,Desa Nanga Serawai,Desa Nanga Mentatai dan Desa Nusa Tujuh.
Baca Juga: Siswa Korban Banjir Bolaang Mongondow, Akan Belajar Tatap Muka di Kantor Desa
"Dari hasil pantauan tim patroli ketinggian debit air sungai Melawi dari bahu jalan mencapai kurang lebih 6 meter, banjir yang terjadi mengakibatkan kerugian bagi warga," kata Rasyid.
Banjir yang terjadi melanda sebagian wilayah Kecamatan Serawai dengan total wilayah desa yang terdampak sebanyak 22 desa dari 38 jumlah desa secara keseluruhan.
"Tidak menutup kemungkinan banjir yang melanda pada wilayah Serawai menyebabkan kerusakan material dan kerugian materi bagi warga yang terdampak," jelasnya.
Saat ini, ada sekitar 20 orang warga yang mengungsi di Desa Muara Kota.
"Tempat pengungsian sekitar 20 orang. Sementara masih satu lokasi perumahan Pastoran desa Muara Kota," Tutupnya.
Baca Juga: Pemprov Kalsel kembali Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Kalteng