Hadir juga sebagai narasumber Mery Hadriyani Chairuddin selaku kepala bidang evaluasi dan tindak lanjut pengelolaan SDA dan LH.
Dia memaparkan cara mengukur kualitas sungai, salah satunya dengan alat Ph meter untuk mengetahui tingkat keasaman.
"Menentukan itu, harus hati-hati ada 33 parameter kunci teses lumpur, bod, oksigen terlarut, ph keasaman dan sebagainya," ucapnya.
Pengambilan sampel di beberapa titik, dianggap belum mewakili kondisi sungai secara keseluruhan.
Baca Juga: Terkait Banjir di Kalsel, Ini Rekomendasi dari Kementerian LHK
"Masing masing berbeda status mutunya, jado kita mengambil hulu hilir belum bisa mewakili kondisi sungan sepanjang puluhan kilometer," tambahnya.
Dia menjelaskan program budidaya maggot sebagai bentuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian sungai.
"Paradigma saat ini, sungai dijadikan tempat buang sampah warga seperti yang kita lihat. Padahal itu saluran drainase alamiah dan aset, sumber air, bisa fungsi eko wisata yang mesti jaga," ungkapnya.
lhkBaca Juga: Pengumunan Adipura Ditunda, Pemprov Kalsel Tetap Pantau Kebersihan