Melalui pembentukan kelompok masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai.
"Ternak magot, berawal dari telur blacksoldier kemudian metamorfosis dan berubah menjadi lalat dewasa. Tergantung 60 hari bisa dipanen,"
"Itu mengkonsumsi sampah organik. Hewan rakus bisa mengkonsumsi sampai 1 kg sampah," jelasnya.
Mereka dilatih beternak maggot. Disebut memiliki banyak manfaat, seperti untuk pakan ternak dan mengurai sampah organik.
Baca Juga: Sungai Melawi Meluap, Sejumlah Wilayah di Kabupaten Sintang Terendam Banjir
"Cerita tahun lalu di hulu sungai kita bentuk kelompok masyarakat yang melakukan pengolahan sampah berbasis maggot atau larva bukan belatung,"
"Itu banyak manfaatnya, pakan ternak ayam bebek dan ikan. di Korea digunakan untuk bahan kosmetik," sambungnya.
Selain itu, bisa menjadi sumber pendapatan. Estimasi hasil penjualan maggot dalam dalam satu kilogram, bisa mencapai 150 ribu rupiah.
"Peluangnya sangat bagus, bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, tidak beli pakan ternak lagi, itu dicari bisa untuk bahan kosmetik, itu berfluktuasi harganya bisa 75 ribu kg per kilo bisa sampai 150 ribu per kg," tutupnya.
Baca Juga: Air Sungai Kiram Keruh, Tambang Emas Ilegal Ternyata Penyebabnya