Sonora.ID - Sosok entrepreneur merupakan sosok yang selalu diincar dalam cakupan bisnis.
Namun, membicarakan entrepreneurship akan tidak terbatas.
Bukan hanya pengusaha melainkan juga para pekerja yang harus memiliki jiwa-jiwa entrepreneur.
Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Shelly Laksono selaku Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Promosi Yayasan Batik Indonesia dalam siaran Radio Smart FM bertajuk '5 Tanda Mental Entrepreneur' (5/10/21), "semuanya harus memiliki nilai-nilai entrepreneurship".
Baca Juga: Yayasan Batik Indonesia (YBI) Menyelenggarakan Batik Fever Exhibition
Karena cakupannya yang tidak terbatas, tantangan seperti itu turut dialami oleh Yayasan Batik Indonesia sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab untuk melestarikan batik.
Salah satu praktik entrepreneurship-nya adalah dengan bagaimana yayasan ini turut memikirkan aspek keberlanjutan dari batik itu sendiri.
"Ini tentu berkaitan dengan perngrajin batk, pelaku UMKM, dan industrinya secara keseluruhan," tutur Shelly.
Baca Juga: Memperingati Hari Batik Nasional, YBI Ajak Industri Batik Indonesia Bangkit
Menurutnya pekerjaan ini bukan lah hal yang mudah.
Pekerjaan ini mengharuskan Yayasan Batik Inodnesia untuk melibatkan banyak pihak, seperti Kementerian Perdagangan dan lembaga-lembaga penelitian.
"Ketika terjun langusng ke para pengrajin, susah untuk meyakinkan mereka bahwa YBI ini akan turut bantu dalam hal penjualan," terangnya.
Oleh karenanya, jiwa entrepreneurship untuk mampu meyakinkan sekaligus mendiskusikan beberapa hal ke banyak pihak menjadi kunci utamanya.
Baca Juga: Peringatan Hari Batik Nasional di Sumsel di Tengah Pandemi Covid-19