Bali, Sonora.ID - Rencana akan dibukanya penerbangan internasional Bali untuk sejumlah negara, satu di antaranya Jepang, disambut baik oleh warga Jepang.
Hal itu karena mereka sangat merindukan budaya Bali. Salah satunya bermain gamelan gender wayang.
Seperti diketahui, selama ini banyak warga Jepang yang datang ke Bali bukan hanya untuk berlibur, akan tetapi lebih banyak dari mereka menghabiskan waktu liburan di Bali dengan mempelajari kesenian Bali. Hal itu diungkapkan oleh seorang warga Jepang, Nobue Tani.
Baca Juga: Rencana Pembukaan Penerbangan Internasional, 14 Negara yang Dilirik dan Akan Mendatangkan Wisman
Perempuan yang akrab disapa Nobue, saat dikonfirmasi via Facebook Messenger, mengatakan, pihaknya telah mengetahui kabar pariwisata internasional Bali akan dibuka.
Dia juga sudah mengetahui tentang akan adanya aturan karantina delapan hari untuk wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.
Menurut dia, hal tersebut tentu memberatkan bagi sebagian orang Jepang. Sebab menurut, Nobue, warga Jepang yang hanya datang untuk berlibur, mereka hanya menghabiskan waktu paling lama sepekan.
Namun tidak bagi dirinya, dimana Nobue mengatakan, ia biasa tinggal di Bali selama satu sampai dua bulan.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Maksimalkan Mendukung Kebangkitan Pariwisata Bali
"Untuk sebagian orang Jepang, aturan karantina delapan hari akan memberatkan, dan tidak ada orang Jepang yang mau menghabiskan waktu liburannya untuk itu. Tapi saya, karena biasa di Bali satu sampai dua bulan, saya tidak masalah," ujarnya.
Selain itu, Nobue juga menyampaikan bahwa saat ini di Jepang sedang memasuki musim dingin. Karena itu, penularan Covid-19 akan semakin rawan. Karena itu, ia pun ingin terbang ke Bali. "Sudah sangat rindu dengan Bali, bermain gender wayang bersama teman-teman di sana," ucapnya.
Dirinya mengaku sudah menginjakkan kaki di Bali sejak belasan tahun lalu.
Selama di Bali, ia lebih banyak menghabiskan waktunya belajar dan bermain gender wayang. Dalam kesenian ini, ia telah belajar di sejumlah master gender.
Guru gendernya adalah mendiang I Wayan Loceng asal Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar. Dan saat ini ia memiliki banyak teman di Bali yang kerap mengajaknya 'ngayah' gender wayang di pura, rumah orang yang menggelar upacara, dan sebagainya.
Baca Juga: Sandiaga Uno Akan Uji Coba Pembukaan Bali untuk Wisatawan Asing