Makassar, Sonora.ID - Sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan telah memasuki musim hujan.

Selama periode itu, curah hujan menjadi tinggi. Dampak yang telah ditimbulkan, seperti bencana banjir dan tanah longsor di kabupaten luwu beberapa waktu yang lalu.

Koordinator bidang data dan informasi kantor BMKG wilayah empat Makassar, Hanafi Hamzah menyampaikan hal itu saat mengisi siaran talkshow Smart FM bertajuk Makassar Insight. Indikasi bencana masih dimungkinkan terjadi di wilayah yang sama.

Baca Juga: Menurut BMKG, Berikut Ini 6 Daftar Kota Terpanas di Indonesia!

"Hujan cukup lebat terpantau di kabupaten luwu dan sebagian wilayah di utara, memang hujan sehingga memicu banjir dan longsor di beberapa tempat," ujarnya melalui telepon seluler, Kamis (7/10/2021).

Khusus di wilayah Makassar dan sekitarnya, masih peralihan atau pancaroba. Dalam kondisi itu, curah hujan biasanya lebat dengan durasi yang singkat.

"Untuk makassar, hujan turun pada kondisi tertentu seperti hari ini," tambahnya.

BMKG memprediksi musim hujan di Makassar terjadi mulai 21 Oktober mendatang. Puncaknya di bulan januari sampai februari tahun depan.

Baca Juga: Kabut Tebal Pagi Ini Murni Uap Air Bukan Asap

"Itu tetap perlu diwaspadai, hujan di pancaroba juga bisa pemicu bencana," sebutnya.

Mengantisipasi bencana, pihaknya meminta agar informasi cuaca yang dirilis BMKG setiap hari selalu disampaikan kepada masyarakat sehingga ada kewaspadaan dini.

"Kita imbau, pengambil keputusan itu memperhatikan informasi yang kami sampaikan,"

"Cuaca yang sama terjadi di wilayah sekitar Makassar seperti Maros, gowa, takalar kemudian sebagian bantaeng. Puncak hujan di makassar sekitar januari dan februari itu perlu menjadi perhatian," sambungnya.

Baca Juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Indonesia Pada Januari-Februari 2022

Bincang itu membahas Sulsel siaga bencana dan dipandu oleh mirza arianti.

Narasumber yang juga dihadirkan yaitu kepala bidang pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Sulawesi Selatan, Eddy jaya putra.

Dia memaparkan berbagai langkah antisipasi dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi, khususnya di daerah rawan.

"Di Sulsel ada dua jenis bencana, kalau hidrometeorologi yaitu banjir, tanah longsor, angin kencang, abrasi pantai. Kalau bencana biologis itu tsunami dan gempa bumi," jelasnya.

Baca Juga: Waspada, Palembang Berpotensi Kembali Diguyur Hujan Hari Ini

Seperti melakukan upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana. Berupa sosialisasi kepada masyarakat. Tujuannya, mengurangi korban bencana.

"Penekanan kita, tidak mungkin kita pindahkan selalu melakukan edukasi dalam rangka dalam mitigasi seperti penyelamatab untuk mengurangi korban," tambahnya.

BPBD menyebutkan wilayah langganan terdampak bencana di Sulsel. Selain kabupaten luwu, juga sebagian wajo.

"Antisipasi dari daerah lain, kami di bidang pencegahan melakukan sosialisasi mitigasi ada daerah langganan wajo, luwu banjir sudah rutin atau langganan," katanya.

Faktor lain penyebab banjir di wilayah itu diantaranya maraknya penggundulan hutan, pendangkalan sungai dan lainnya.

"Siapa yang bertanggung jawab itu semua terlibat seperti warning sistem," tutupnya.

Baca Juga: Daftar Daerah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi Selama Sepekan ke Depan