Banjarmasin, Sonora.ID - Opening ceremony Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) Ke-5 resmi digelar di Plaza Mercure Duta Mall Banjarmasin, Jumat (08/01) malam.
Pagelaran event tahunan ini sendiri, dilaksanakan dalam rangka rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-495 Kota Banjarmasin.
Namun karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan PPKM Level IV, pelaksanaannya digelar secara hybrid. Baik itu secara daring maupun luring dengan tiga lokasi. Yakni Gedung Sasirangan Kreatif, Duta Mall dan Mercure.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyampaikan, Pemko Banjarmasin tidak membatasi kegiatan event, karena menurutnya sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 48 Tahun 2021 memberikan peluang.
"Secara aturan di Inmendagri itu memberikan peluang bahkan kegiatan di sarana publik bisa dibuka 25 persen, dengan syarat protokol kesehatan ketat," ujarnya, kepada Smart FM Banjarmasin.
Dengan digelarnya event BSF ke-5 ini, Pemko Banjarmasin juga berkeinginan memberikan contoh kepada masyarakat, bahwa tidak adanya larangan bagi penyelenggara event yang ingin menggelar kegiatan, selagi masih mengikuti aturan yang berlaku.
"Dengan event ini, Pemko memberikan contoh atau rule model, bahwa kegiatan event masih diperbolehkan, tetapi dengan pengaturan yang sangat ketat dan dihimbau agar pengaturan kegiatannya digelar secara hybrid," terangnya.
Selain itu, Ibnu Sina juga menerangkan alasan mengapa pelaksanaan BSF digelar di tempat lokasi Indoor dan Outdoor. Hal ini dilakukan untuk mengurangi mobilitas pengunjung.
Bahkan menurutnya kegiatan yang digelar secara Indoor ini, hanya dibatasi sebanyak 100 orang tamu saja.
"Kalau dulu kan kita melaksanakannya di Outdoor, yaitu di siring menara pandang. Tetapi kalau disana kita tidak bisa menjamin tingkat antusias pengunjung," jelasnya.
Baca Juga: Pengabdian Belasan Tahun Terbayar, Guru Honorer Banjarmasin Ini Lulus PPPK 2021
Disisi lain, Ibnu menerangkan, BSF kali ini mengangkat tema nature, sustainability, dan empowerment. Tema ini sengaja dikemukakan dengan harapan masyarakat khususnya para pengrajin kain pakaian khas raja Banjar, lebih peduli dengan kelestarian lingkungan.
Ia sengaja mengangkat tema sasirangan pewarna alam (natural date) karena dianggap penting untuk diangkat, sehingga kain sasirangan menjadi berbeda dengan yang kain lain.
“Aspek ini dalam strategi marketing dikenal sebagai sebuah upaya agar bisa dikenal, berbeda dengan yang lain dan posisi kita harus nomor satu, minimal di Banua kita sendiri,” jelasnya.
Ia pun berharap, BSF tahun ini bisa lebih dipahami terutama oleh para pengrajin kain sasirangan, sehingga para pengrajinnya yang kebanyakan menetap di pinggir sungai bisa lebih hati-hati dalam mengelola industri rumah tangganya.
“Ini harus lebih kita angkat, karena kebanyakan para pengrajin kita ini berdiam di tepi sungai, sehingga isu terkait dengan pencemaran ini dapat diantisipasi setiap industri dan rumah-rumah pengrajin sasirangan,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, opening ceremony juga dimeriahkan dengan ajang fashion show.
Setidaknya ada lima model yang tampil dengan mengenakan sasirangan yang merupakan rancangan dari salah seorang designer di Banua yakni Hj Cathrine Ambarsari.
Selain diisi dengan fashion show sasirangan, opening ceremony BSF ke-5 ini juga disemarakkan dengan penampilan dari artis Ibu Kota, yakni Tomy Kaganangan dan juga Adiez Momo.
Ajang yang digelar bekerjasama dengan PT Ascarya Mitra Utama (Ascarya Production) ini sendiri berlangsung dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Baca Juga: Klaim Tak Temukan Kasus Covid-19 , PTM di Banjarmasin Tetap Lanjut