Meskipun wajar, pikiran negatif ini tidak bisa dinormalisasikan untuk terjadi di setiap waktunya. Seseorang harus bisa mengatasi pikiran negatif tersebut agar tidak mengalami masalah kesehatan mental akibat pemikirannya.
Berdasarkan penuturan Arvan, pikiran negatif ini bisa diatasi dengan membangun second thought di dalam otak.
Second thought merupakan pikiran positif yang membantu seseorang untuk bisa berada di situasi yang baik dan stabil.
Pada hakikatnya, pikiran positif memang harus selalu dibangun karena hal tersebut tidak bisa terjadi begitu saja layaknya pikiran negatif yang memang selalu muncul di awal.
Pikiran positif ini dapat membantu seseorang dalam membendung naluri-naluri yang membuat timbulnya rasa tidak suka dan pikiran negatif.
Selain membangun second thought, seseorang juga dapat menyadari bahwa pikiran negatif merupakan hal manusiawi yang akan dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya kesadaran bahwa pikiran negatif ini pasti terjadi, maka seseorang dapat mengetahui bahwa hal tersebut tidak membawa dirinya kemana-mana, tetapi dalam jurang kesengsaran.
Semakin besar pikiran negatif seseorang, maka akan semakin kecil juga kebahagian yang didapat menurut perkataan Arvan.
Hindari kebiasaan untuk berpikiran mengapa harus kita yang memiliki pikiran positif terlebih dahulu namun orang lain jarang melakukannya.
Karena sejatinya, sosok yang ingin dibahagiakan oleh pikiran positif adalah diri sendiri terlebih dahulu; bukan orang lain.
Sehingga, tidak ada salahnya untuk membangun pikiran positif sebagai second thought agar hidup dapat terasa lebih bahagia dan minim pikiran negatif yang membuat mental menjadi lelah.
Baca Juga: 4 Cara Jadi Karyawan yang ‘Dilirik’ Atasan ala Master Trainer