Sonora.ID - Berada dalam satu ruang lingkup dengan orang yang tidak disukai memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Sering kali, ini menyebabkan seseorang memiliki banyak pikiran negatif yang berkecamuk di dalam otaknya.
Pikiran negatif yang muncul tersebut sebenarnya sangat wajar untuk terjadi. Hal ini juga dibenarkan oleh Seorang motivator bernama Arvan Pradiansya yang hadir pada Smart Happiness di YouTube Smart FM.
Arvan mengatakan bahwa rasa tidak suka dan pikiran negatif merupakan hal manusiawi yang dirasakan oleh seseorang.
Pikiran negatif memang akan selalu muncul pertama di dalam benak seseorang karena itu merupakan bagian dari first thought manusia.
Hal ini dibuktikan dengan hasil studi pakar kebahagian di Australia yang menujukkan bahwa 60% first thought dari manusia adalah pikiran negatif.
Sebagai contoh, Motivator ini menggunakan kasus ketika klien mengingkari janji pertemuan dengan seseorang.
Ketika klien tersebut tidak datang pada pertemuan, sudah dapat dipastikan bahwa pikiran negatif akan muncul terlebih dahulu di dalam pikiran seseorang.
Orang tersebut akan berpikir bahwa kliennya tidak suka dengan dirinya. Bisa juga, ia berpikiran jika kliennya tidak puas dengan hasil kerja yang sudah diamanahi.
Pada kenyataannya, klien tersebut hanya memiliki kendala yang menyebabkan dirinya tidak mampu hadir dalam sesi pertemuan.
Oleh karena itu, pikiran negatif sebagai first thought merupakan hal yang sangat wajar untuk terjadi.
Baca Juga: 4 Cara Tetap Semangat Bekerja Walau sedang Kurang Tidur ala Dokter
Meskipun wajar, pikiran negatif ini tidak bisa dinormalisasikan untuk terjadi di setiap waktunya. Seseorang harus bisa mengatasi pikiran negatif tersebut agar tidak mengalami masalah kesehatan mental akibat pemikirannya.
Berdasarkan penuturan Arvan, pikiran negatif ini bisa diatasi dengan membangun second thought di dalam otak.
Second thought merupakan pikiran positif yang membantu seseorang untuk bisa berada di situasi yang baik dan stabil.
Pada hakikatnya, pikiran positif memang harus selalu dibangun karena hal tersebut tidak bisa terjadi begitu saja layaknya pikiran negatif yang memang selalu muncul di awal.
Pikiran positif ini dapat membantu seseorang dalam membendung naluri-naluri yang membuat timbulnya rasa tidak suka dan pikiran negatif.
Selain membangun second thought, seseorang juga dapat menyadari bahwa pikiran negatif merupakan hal manusiawi yang akan dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya kesadaran bahwa pikiran negatif ini pasti terjadi, maka seseorang dapat mengetahui bahwa hal tersebut tidak membawa dirinya kemana-mana, tetapi dalam jurang kesengsaran.
Semakin besar pikiran negatif seseorang, maka akan semakin kecil juga kebahagian yang didapat menurut perkataan Arvan.
Hindari kebiasaan untuk berpikiran mengapa harus kita yang memiliki pikiran positif terlebih dahulu namun orang lain jarang melakukannya.
Karena sejatinya, sosok yang ingin dibahagiakan oleh pikiran positif adalah diri sendiri terlebih dahulu; bukan orang lain.
Sehingga, tidak ada salahnya untuk membangun pikiran positif sebagai second thought agar hidup dapat terasa lebih bahagia dan minim pikiran negatif yang membuat mental menjadi lelah.
Baca Juga: 4 Cara Jadi Karyawan yang ‘Dilirik’ Atasan ala Master Trainer