Palembang, Sonora.ID – Salah satu yang dikagumi oleh negara-negara lain adalah adanya kehidupan umat beragama yang harmonis.
Tidak sedikit Paus dan stafnya ingin tahu lebih banyak tentang kehidupan beragama di Indonesia yang sangat plural.
“Umat Katholik mempunyai tanggung jawab hidup secara Katolik, diharapkan bisa menjadi garam ditengah-tengah masyarakat. sekecil apapun tidak apa, tapi pengutusannya jelas, dari pimpinan tertinggi gereja dan dari kitab suci untuk menjadi garam ditengah-tengah masyarakat,” ujar Bapak Ignatius Kardinal Suharyo kepada Sonora (10/10/2021).
Dalam sejarahnya, salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Vatikan, oleh sebab itu di tahun 1947 di Jakarta sudah ada perwakilan vatikan, juga di vatikan ada duta besar Indonesia.
Paus yang pernah berkunjung ke Indonesia adalah Paus ke-6 dan Yohanes Paus Paulus ke-2. Paus Fransiskus berencana berkunjung ke Indonesia namun karena pandemic dibatalkan.
“Mereka merasa gereja di Indonesia hidup dibandingkan di eropa yang sedang surut,” tukasnya.
Paus Fransiskus merumuskan bahwa semua orang adalah sama, harapannya semua umat menghayatinya sehingga tidak ada gesekan antar umat beragama.
Tapi masalahnya kadang bukan karena soal agama resmi, tapi soal ketidakadilan, kesenjangan dan sebagainya. Paus sebelumnya menulis Allah adalah kasih.
Baca Juga: Mengenal Sosok 'Muhammad Kece', Youtuber yang Dilaporkan ke Polisi Akibat Menistakan Agama
Harapannya umat memahami dan mewarnai seluruh komunitas umat beragama dan seluruh komunitas umat beriman.
“Bila orang percaya Allah adalah kasih maka akan memancarkan kasih. Memang realitasnya bermacam-macam. Gesekan itu wajar, tinggal bagaimana menyelesaikan gesekan itu, diharapkan pemerintah hadir dengan undang-undang dan peraturannya,” ujarnya.
Bapak Paus Fransiskus mengucapkan dua kata yang diulang-ulang. Pertama adalah peduli, kata ini sangat tepat agar seluruh warga negara peduli dimasa pandemic ini. Nenek moyang kita sudah mewariskan sesuatu yang mulia yaitu gotong royong.
Sebuah penelitian menempatkan Indonesia peringkat pertama dalam hal berbagi dan peringkat ke-6 dalam hal jiwa social.
Hal ini menjadi inspirasi bangsa untuk dirawat dan dikembangkan. Kedua adalah harapan, Allah tidak pernah gagal.
Kita yakin dan berharap pandemi akan segera berakhir, karena bangsa Indonesia memiliki kerelaan untuk berbagi meskipin tidak tahu kapan berlalu tatapi dapat mengatasi kesulitan dampak pandemi.
“Apa yang kita kerjakan selalu menampilkan wajah Allah yang kasih. Nilai luhur bangsa kita yang baik harus dirawat dan dikembangkan,” tutupnya.
Baca Juga: Chess Cafe, Tempat Nongkrong Baru di Palembang dengan Nuansa Catur