Sonora.ID - Kemajuan teknologi yang pesat saat ini selalu dianggap membawa kemudahan dibandingkan dengan era tahun 1950-an. Pasalnya, kemajuan teknologi ini membuat segala hal menjadi mudah untuk diakses, sehingga kehidupan pun terasa sangat simpel dan cepat.
Selain itu, media pun terlalu sering dalam meliput kemajuan teknologi yang memiliki dampak positif pada kehidupan masyarakat tanpa menyadari bahwa terdapat juga dampak negatif yang mengintai.
Ini selaras dengan perkataan dari Daniel V. Lie, Global Chief Executive, ketika hadir pada program Smart Digitalk yang ditayangkan melalui YouTube Smart FM (13/10).
Berdasarkan perkataan Daniel, kemajuan teknologi akan berdampak sangat negatif dan menyebabkan suatu bencana jika tidak dikelola dengan baik.
ia juga menambahkan bahwa dampak negatif dari teknologi akan jauh lebih berbahaya dibandingkan bencana apapun. Ini didasari dengan perkembangan teknologi yang terjadi secara terus-menerus tanpa henti, sehingga dampak negatif yang diciptakan pun tidak akan berhenti.
Sangat berbeda dengan bencana alam yang memiliki periode dan tidak selalu terjadi di setiap tahunnya.
Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Generasi Milenial Takut Komitmen, Trust Issue Salah Satunya!
Masyarakat terlalu abai dan tidak pernah menyadari bahwa mengelola teknologi dengan baik dapat mencegah munculnya dampak negatif yang dapat menyebabkan bencana teknologi di masa depan.
Lebih parahnya lagi, dampak negatif yang sudah mengintai sejak masyarakat abai ini berpotensi untuk merusak alam dan juga tatanan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, masyarakat saat ini harus mulai sadar akan dampak negatif dari teknologi melalui jenis-jenis dari bencana teknologi.
Jenis Bencana Teknologi
Bencana teknologi memiliki banyak jenis yang dapat diperhatikan oleh masyarakat menurut penuturan dari Daniel.
Secara umum, bencana teknologi yang dapat dilihat dan disadari dengan mudah adalah kasus-kasus penipuan berbasis online.
Sebagai contoh, saat ini marak sekali penipuan online di kalangan para penggemar musik K-Pop yang ditimbulkan dari Group Order (GO) untuk membeli album dan juga merchandise dari idol-idolnya.
Dengan sistem pre-order dan down payment (DP) melalui online, penipu berkedok pemilik GO dapat dengan mudah membawa kabur uang tersebut. Data penipu pun sulit ditemukan akibat adanya pemalsuan dokumen yang sudah mereka lakukan dengan instan melalui kemajuan teknologi ini.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Soal Makna, Proses dan Contoh dari Visualistasi Data
Contoh lainnya ada pada kehidupan sehari-hari di mana penggunaan gawai menjadi sangat masif dan membuat hubungan yang dekat terasa jauh.
Berdasarkan perkataan Daniel, anak-anak yang sudah diberikan akses teknologi sejak usia dini dan sibuk dengan gawainya akan memiliki hubungan yang tidak baik dengan orang tuanya.
Ini disebabkan kemajuan teknologi yang membuat anak-anak menjadi lebih sibuk dengan gawainya, sehingga lupa dengan dunia sekitar dan hubungan asli; bukan virtual.
Dalam menghindari dampak negatif yang dapat menyebabkan bencana teknologi ini, pengelolaan dalam memanfaatkan teknologi pun dibutuhkan.
Orang tua sebagai pihak yang dewasa pun dapat berperan aktif dengan cara membatasi penggunaan gawai pada anak-anak.
Mereka juga wajib untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anak selama bermain gawai agar konten yang diakses pun dapat terkontrol dan terhindari dari dampak negatif teknologi.
Maka dari itu, para orang tua harus secara aktif berpartisipasi dalam mengatasi dampak negati kemajuan teknologi agar tidak terjadi bencana di masa depan.
Baca Juga: Startup Teknologi, Keterlibatan Komunitas, dan Kerendahan Hati dalam Memimpin