Ia pun mulai membuat pamflet ntuk mengajak para pemuda bergabung. Pamflet dibagikan ke beberapa titik kota Makassar dan Gowa.
Kala itu, kata Rahmat, ia masih menggunakan nama Makassar Mengaji. Ia juga membuat pamflet digital untuk disebarkan ke grup-grup media sosial.
"Di tengah jalan tepatnya awal 2020, kami memutuskan mengganti nama komunitas menjadi Sobat Ngaji Makassar lantaran nama sebelumnya telah digunakan oleh pihak lain," sebut Rahmat.
Sementara, anggota lainnya, Ridwan, mengaku ia tertarik bergabung dalam komunitas tersebut untuk mengasah bacaan Al Quran. Sebab, selama ini dia hanya disibukkan dengan seorang pekerja profesional.
Baca Juga: Alhamdulillah! 10 Ribu Guru Mengaji di Sulsel Akan Dapat Insentif
"Kegiatan saya agak sibuk. Awal saya gabung saya diajak ustadz dan mengaji adalah cara saya mengasah ilmu mengaji. Saya akhirnya berkumpul dengan teman-teman. Saya kajian di Makassar setiap ahad," imbuh Ridwan.
Pengalaman yang sama dirasakan Norman. Ia merasa gelisah melihat anak muda lebih memilih bermain gadget ketimbang belajar mengaji. Makanya, ia pun bergabung dan langsung membuat acara kajian islam khusus bagi kalangan pemuda.
"Kami tak menyangka, peserta acaranya sangat banyak," ujarnya.
Untuk menjaga silaturahim, Sobat Mengaji Makassar menggelar agenda camping sambil sharing. Di sana selain memgaji, para peserta bisa berbagi kisah hijrahnya masing-masing.
Baca Juga: Sering Dikira Non-Islam, 7 Artis Blasteran Ini Padahal Beragama Islam