Makassar, Sonora.ID - Wali Kota, Danny Pomanto menjawab kritikan ahli medis yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Sebelumnya, menyoroti rencana penggunaan GeNose untuk memeriksa kondisi paru-paru. Dianggap kurang tepat seiring tidak berhubungan.
Dia beralasan alat buatan UGM itu hanya untuk tes skrining Covid-19 di sekolah.
Selain itu, sebagai kontrol kesehatan pelajar yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).
"Jadi (genose) bukan untuk testing tapi screning," ujarnya saat ditemui, Selasa (19/10/2021).
Baca Juga: Bukan Deteksi Covid 19, GeNose untuk Periksa Paru-Paru Pelajar di Makassar
Danny beralasan GeNose tetap bisa digunakan karena memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"IDI bukan yang memberi otorisasi izin nya, kalau ada komplain begitu itu ke kemenkes (kementrian kesehatan)," jelasnya.
Olehnya, tetap akan dimanfaatkan pemerintah. Dia memandang, protes seharusnya dilayangkan ke Kementrian Kesehatan sebagai lembaga yang memiliki wewenang.
"Sama negara yang beri beri rekomendasi itu, jangan sama kita selama negara mengakui,"sambungnya.
Dilain pihak, Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, dr Wahyudi Muchsin menganggap GeNose tidak ada hubungannya dengan paru-paru.
Baca Juga: GeNose Untuk Cek Kesehatan Paru-Paru, Kritik IDI Makassar: Tidak Tepat
"Itu tidak tepat, tidak ada hubungannya dengan paru-paru," jelasnya.
Alat yang dianggap tepat yaitu rontgen untuk mengetahui pneumonia atau peradangan di paru-paru. Bisa menjadi tanda terinfeksi virus corona.
Dia mengaku sejak awal telah mengingatkan pemerintah setempat untuk tidak menggunakan alat tersebut.
Wahyudi menambahkan untuk menjamin pelaksanaan PTM terbebas dari virus corona, pihaknya memberi rekomendasi alat swab PCR dan swab antigen.
Baca Juga: GeNose Bagi Pelajar, Wakil Rektor UGM Apresiasi Langkah Pemkot Makassar