Cerita Horor: Kiriman Santet dari Si Dia, Mulai dari Teror Bola Api hingga Wajah Kepanasan

24 Oktober 2021 11:40 WIB
Ilustrasi Santet
Ilustrasi Santet ( IST)

Ia pikir itu teman kostku yang iseng, sehingga dibiarkan saja sampai Adi selesai berdzikir.

Setelah selesai berdzikir, suara itu malah bukan lagi seperti suara ketukan.

Tapi seperti suara sesuatu yang menabrakkan diri, menghentak ke arah jendela.

Adi tidak bisa melihat keluar karena jendelanya tertutup tirai.

Adi yang penasaran kemudian bangkit dan berjalan mendekati jendela kamar lalu membuka tirai.

Betapa terkejutnya Adi jika di depan jendela kamar kostnya, ada sebuah api yang melayang.

Api tersebut kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa. Warnanya merah menyala. Seakan memaksa masuk ke dalam kamar kostnya melalu jendela.

Namun setiap kali api itu menabrakkan dirinya ke jendela, selalu mental seperti tertahan sesuatu.

Adi yang terkejut berusaha membaca ayat kursi sambil menjauh dari jendela.

Beberapa saat setelah itu, api tersebut menghilang.

Seperti lilin yang padam karena ditiup seseorang.

Baca Juga: Bukan Cuma Tanjakan Emen, Ini 5 Tanjakan yang Dikenal dengan Keangkerannya, Pernah Lewat?

Yang Adi tahu, jika ada api terbang seperti itu, kemungkinan besar adalah santet. Tapi santet dari siapa?

Setelah kejadian api terbang, menuju hari kepulangannya ke Jawa. T

idak ada keanehan apapun yang terjadi. Bahkan Adi sudah melupakan kejadian tersebut.

Ya karena Adi baik-baik saja, tidak terjadi apa-apa.

Akhirnya Adi pun pulang ke Jawa dengan menggunakan pesawat & tiba dengan selamat.

Namun keanehan justru muncul ketika Adi sampai di bandara Adi Sucipto Jogja.

Saat Adi turun dari pesawat, pertama kali menginjakkan kaki ke tanah. Tiba-tiba wajahnya terasa sangat panas seperti terbakar.

Panas dan perih, seketika Adi membasuh wajahnya dengan air, namun tetap saja terasa panas.

Sesampainya di rumah orangtunya pun panas itu masih terasa di wajah.

Bahkan Adi merasa wajahnya ini luka & mengelupas.

Tapi ketika lihat di depan cermin, wajahnya terlihat baik-baik saja.

Hari kedua, saking tidak kuat menahan panas di wajah, Adi meminta diantar ke rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter spesialis kulit.

Namun dokter tersebut justru bilang "Ini kulit wajahnya baik-baik aja lho. Suhu juga normal. Tidak ada luka" Tapi yang dirasakan justru sebaliknya.

Hari ketiga, rasa panas di wajah ini semakin menjadi-jadi.

Orangtua Adi yg melihat kondisinya seperti itu kemudian berpikir bahwa ini bukanlah sakit biasa.

Akhirnya mereka membawanya ke tempat (alm) Pak Sazali, seorang kyai di daerah Muntilan, Kabupaten Magelang.

Di rumah pak Sazali, mereka dipersilakan masuk ke ruang tamu.

Beliau duduk di depan Adi dan kemudian menatapku sambil wiridan.

Setelah beberapa saat, beliau menyuruhnya untuk mengambil wudhu dan memintanya sholat dua rakaat di musholla rumahnya.

Kemudian  Adi menuruti perintah beliau untuk berwudhu dan menunaikan sholat dua rakaat.

Setelah selesai sholat, wajahku yang tadinya terasa panas dan perih, tiba-tiba terasa sangat segar dan dingin. Rasa sakit itu hilang seketika.

Sebelum mereka pamit pulang, pak Sazali berpesan kepadanya.

"Le, tobat yo! Jangan suka mencari masalah dengan orang lain!"

Adi hanya mengangguk dan mengiyakan pesan tersebut.

Baca Juga: Percaya atau Tidak! Begini 5 Ciri Rumah yang Merupakan Hasil Pesugihan Dedemit

Sejujurnya, Adi saat itu kurang mengerti dengan maksud perkataan beliau. Yang terpenting, Adi sembuh.

Sehari setelah itu, Adi dan keluarganya pergi ke Solo untuk melamar pacarnya.

Selama proses lamaran, alhamdulillah semua berjalan dengan lancar. Tetapi, saat sore hari, ba'da ashar, Adi tiba-tiba cegukan.

Sama seperti cegukan pada umumnya, Adi merasa biasa saja. Namun sampai malam hari, saat Adi & keluarganya pamit untuk pulang ke Magelang, Adi masih cegukan.

Padahal Adi sudah minun, tahan napas, bahkan sampai minum jamu. Tapi tetap saja cegukan tersebut tidak hilang.

Mungkin bagi kalian cegukan itu sepele. Tapi bagaimana kalau cegukan tiga hari non-stop?

Adi mengalaminya, selama 3 hari ia tidak berhenti cegukan.

Akibatnya nafsu makan jadi turun dan susah tidur.

Segala cara sudah dicoba, bahkan periksa ke dokter juga. Namun hasilnya nihil.

Karena dihari ke-7 malam ia harus sudah terbang lagi ke Kalimantan.

Akhirnya Adi dibawa ke rumah pak Sazali lagi oleh orangtunya.

Berbeda dengan kunjungannya yang pertama.

Setelah mempersilakan mereka duduk, Pak Sazali langsung ke kamar dan wiridan tanpa mengajak berbincang dahulu.

Setelah beberapa saat, pak Sazali keluar kamar sambil membawa segelas air putih.

Beliau kemudian duduk di ruang tamu bersama mereka lalu menyuruh Adi untuk meminum segelas air putih tersebut.

Entah bagaimana bisa, seketika cegukannya berhenti.

"Le, ada masalah ya kamu sama orang itu?" Tanya pak Sazali.

"Masalah apa pak? Perasaan, saya ndak punya masalah dengan orang lain pak" Jawabku kebingungan.

Baca Juga: Tak Disangka 6 Perabotan Rumah Ini Ternyata Bisa Jadi Sarang Hantu, Kamu Memilikinya di Rumah?

"Sudah jujur saja! Itu lho perempuan yg rambutnya sebahu, yang inisialnya huruf W itu. Temenmu kan?" Ucap pak Sazali.

Degg... Adi kaget setengah mati setelah mendengar ucapan pak Sazali.

Bagaimana pak Sazali tau tentang Wiwin? Dan apa hubungannya semua ini dengan Wiwin? Apa jangan-jangan api tempo hari adalah kiriman dari Wiwin?

"Wes yo le, sekarang kamu sudah baik-baik saja. Bapak minta nanti kamu habis balik ke tempatmu kerja, langsung temui orang itu dan minta maaf!" Ucap pak Sazali lagi.

Adu yang kaget sekaligus malu, hanya bisa mengangguk pelan.

Ibunya disampingnya hanya geleng-geleng kepala sedari tadi.

Malam harinya Adi kembali ke kota B********** dan sampai di tujuan dengan selamat.

Semua baik-baik saja dan Adi bergegas untuk istirahat karena keesokan harinya harus berangkat ke kantor seperti biasa.

Keesokan harinya, saat sudah berada di kantor, Adi meminjam telfon kantor untuk mengajak Wiwin bertemu setelah jam pulang.

Adi ingin melaksanakan apa yanng dikatakan oleh pak Sazali, yaitu meminta maaf.

Wiwin pun menyanggupi ajakannya dan berkenan untuk menemuinya.

Selepas pulang, Adi menuju ke restoran tempat kami janjian. Ternyata Wiwin sudah sampai di tempat lebih dahulu.

"Win, aku minta maaf atas semua kesalahan yg telah aku perbuat. Maaf sudah membuatmu sakit hati. Aku yg salah win, aku minta maaf!" Kata Adi kepada Wiwin.

"Iya mas tidak apa-apa. Sekarang aku benar-benar sudah ikhlas memaafkanmu lahir batin" Jawab Wiwin.

Adi lega mendengar jawaban itu. Kali ini Adi yakin betul bahwa Wiwin sudah memaafkannya.

Namun, Adi masih penasaran apa yang dilakukan Wiwin terhadapnya hingga ia mengalami hal aneh.

"Sebenarnya aku ini kamu apain sih Win? Tolong jawab jujur ya Win" Tanyaku.

"Maaf banget ya mas. Sebenarnya di sini aku juga salah. Tempo hari waktu kamu bilang kalau ternyata kamu sudah punya calon istri di jawa, aku sakit hati mas..."

"Saking sakit hatinya, aku sampai memutuskan untuk pergi ke dukun untuk memberimu balasan. Dukun itu memberiku pilihan, mau membuatmu gila nggak bisa pulang atau cuma diberi pelajaran. Aku waktu itu masih ingat dosa, jadi akhirnya ku minta biar kamu diberi pelajaran aja,"  kata Wiwin.

"Aku memberikan fotomu kepada dukun itu mas. Kemudian dia menyayat-nyayat fotomu menggunakan kerisnya. Lalu dukun itu menyuruhku untuk mengubur fotomu di area pemakaman. Sekali lagi aku minta maaf banget mas, aku juga salah" Terang Wiwin kepada Adi.

Mendengar penjelasan dari Wiwin, Adi benar-benar merasa menyesal. Adi jadi yakin bahwa semua ini adalah balasan dari perbuatannya sendiri.

Dari awal Adi sudah menyadari bahwa apa yang Adi lakukan adalah salah.

Tapi egoisme masa mudanya justru menjerumuskannya dalam suatu masalah.

Pada akhirnya Adi dan Wiwin berpisah dengan baik-baik.

Tidak ada gangguan apapun yang terjadi setelah itu. Beberapa bulan kemudian, di tahun 1993, Adi pun menikahi pacarnya.

Pacarku tahu cerita ini setelah kami menikah.

Suatu perbuatan, entah itu perbuatan baik ataupun buruk, pasti ada balasannya.

Maka berhati-hatilah dalam melakukan sesuatu. 

Itulah cerita dari pengalaman masa muda ayah penulis.

Dari cerita ini kita bisa banyak belajar untuk tidak belaku semena-mena saat telah berkomitmen dengan orang lain.

Baca Juga: 5 Pohon yang Dipercaya Jadi Sarang Setan, Kamu Menanamnya di Rumah?

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm