Sonora.ID - Indonesia berbatasan dengan berbagai negara, salah satunya adalah Malaysia, sehingga batas negara pun menjadi salah satu hal yang penting untuk dipertahankan, dipelihara, dan ditegaskan secara reguler.

Hal tersebut dilakukan secara khusus oleh forum Joint Indonesia-Malaysia atau biasa disebut dengan forum JIM yang kemudian di dalamnya terdapat berbagai organ atau bagian untuk menangani berbagai macam sistem.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Badan Informasi Geospasial,  Astrit Rimayanti, ST, MSc dalam perbincangan dengan Sonora FM.

Baca Juga: Lewat Jakarta Geopolitical Forum V 2021 Lemhannas Ajak Masyarakat Memahami Bentuk Peradaban Masa Depan

“Forum JIM ini memiliki organ Tim Teknis, di bawahnya, yaitu: Joint Working Group Indonesia-Malaysia Teknis (JWG IMT) dan Joint Working Group OBP (JWG OPB), yang di Ketuai oleh Direktur Wilayah Pertahanan, Ditjen Strategi Pertahahan, Kementerian Pertahanan.

Dan selain itu, ada juga forum yang dibawahnya, yaitu; JBM (Joint Boundary Mapping), untuk melaksanakan kegiatan; CBDRF (Common Border Datum Reference Frame), yang kelola oleh Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Badan Informasi Geospasial (BIG), dan diketuai oleh saya sendiri, Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah, BIG,” sambungnya menegaskan.

Apa saja peran-peran bagian tersebut? Dalam kesempatan yang sama, pihaknya juga memaparkan alur kerja JIM dan bagian di dalamnya dalam pemeliharaan batas negara Indonesia dan Malaysia.

Baca Juga: Mengenal Kelompok Kerja Sosek Malindo, Forum Indonesia dan Malaysia

• Sebelum turun ke lapangan, adanya pertemuan antar negara untuk membicarakan dan memastikan segmen wilayah perbatasan yang akan disurvei untuk mencari kesepakatan perihal batas wilayah sesuai dengan yang diakui dunia internasional.
• Setelah pertemuan tersebut, barulah Tim Teknis (JWG IMT, JWG OPB, dan CBDRF) melakukan pertemuan guna membahas kegiatan survei ke lapangan secara langsung.
• Setelah semuanya lengkap, pertemuan JIM baru diselenggarakan.

“Untuk kasus Indonesia-Malaysia misalnya, rujukannya adalah tiga konvensi antara Belanda dan Inggris tersebut. Berdasarkan ketiga konvensi tersebut, batas darat wilayah kedua negara di wilayah Kalimantan, misalnya, adalah garis titik koordinat yang diukur mengikuti igir pegunungan dan tidak terpotong oleh aliran sungai. Batas imajiner ini kemudian disebut watershed boundary line atau garis batas pemisah air,” tegas Astrit.

Dari survei penegasan batas wilayah negara dihasilkan peta kerja hasil plotting, penggambaran data pengukuran poligon (demarcation), yang biasa disebut dengan field plan, dan pengukuran situasi sepanjang perbatasan.

Selain itu, forum JIM juga merupakan forum tertinggi dalam kerjasama Survei dan Demarkasi dari sisi Kebijakan Politik Teknis dalam rangka penyelesaian Outstanding Boundary Problems (OBP). (*Adv)

Baca Juga: Batas Negara Indonesia-Malaysia, Direktur Topografi TNI AD: OBP Sektor Timur Diselesaikan dengan Penuh Persahabatan