Kisah Benteng Willem II yang Sarat Akan Sejarah dan Perjuangan

2 November 2021 23:14 WIB
Kisah Benteng Willem II yang Sarat Akan Sejarah dan Perjuangan
Kisah Benteng Willem II yang Sarat Akan Sejarah dan Perjuangan ( )

Sonora.ID - Satu lagi bangunan khas Kolonial Belanda yang masih berdiri tegak di sekitaran Jawa Tengah, tepatnya di tepi jalan utama Kota Ungaran, Kabupaten Semarang.

Adalah Benteng Willem II yang memiliki sejumlah kisah menarik untuk dibahas.

Benteng Willem II berlokasi di Jl. Diponegoro, Dliwang, Ungaran, Kab. Semarang. Letaknya persis di seberang Kantor Bupati Semarang.

Bangunan yang didirikan pada 1743-1746 ini disebut juga sebagai Benteng Diponegoro atau Benteng Ungaran.

Baca Juga: 5 Tempat Sakral yang Tidak Boleh dilintasi Pesawat

Benteng Willem II memiliki usia yang jauh lebih tua dibandingkan Benteng Fort Willem I atau yang lebih dikenal dengan Benteng Pendem di Ambarawa.

Pada awalnya, bangunan ini dinamai Fort De Ontmoeting yang difungsikan sebagai tempat pertemuan bersejarah antara Pakubuwono II dengan Gubernur Jenderal yang kala itu menjabat bernama Gustaaf Willem Baron van Imhoff untuk membahas pemindahan ibu kota Mataram dari Kartasura ke Surakarta.

Selain itu, Gubernur Jenderal juga menawarkan Pakubuwono II untuk meredam pemberontakan dengan menawarkan Perjanjian Ponorogo.

Baca Juga: Jialyka Maharani, Anggota DPD RI dan MPR RI Termuda Sepanjang Sejarah

Pada tahun 1784-1786, bangunan ini direnovasi untuk kemudian dialihfungsikan menjadi garnisum Kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) yang bertugas menjaga perdamaian di sepanjang jalur perdagangan di Jawa Tengah.

Pada bulan Agustus 1830, benteng ini pernah menjadi tempat ditawannya Pangeran Diponegoro sebelum diasingkan ke Benteng Fort Rotterdam di Makassar hingga akhir hayatnya. Benteng Willem II memiliki sumur yang digunakan untuk mengambil air wudhu dan beribadah.

Pada 1849, Benteng Willem II jatuh ke tangan Inggris tanpa adanya perlawanan. Di tangan Inggris, benteng ini difungsikan sebagai rumah peristirahatan dan rumah penyembuhan bagi para pasien.

Kemudian pada tahun 1942-1945 saat masa penjajahan Jepang, Benteng Willem II digunakan sebagai rumah tahanan bagi orang-orang Indonesia.

Padaa 1945-1950, bangunan ini jatuh kembali ke tangan Belanda dan digunakan sebagai barak polisi.

Saat ini, Benteng Willem II telah digunakan sepenuhnya sebagai asrama bagi keluarga anggota kepolisian Indonesia.

Baca Juga: Doncang, Makanan Tradisional Khas Cirebon yang Memiliki Sejarah Unik

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm