Agar tidak terjadi lonjakan kasus, menurut Adib ada beberapa hal dapat dilakukan. Yakni 3M yang ditingkatkan jadi 5M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan, Membatasi mobilitas), memperhatikan ventilasi-durasi-jarak saat beraktivitas untuk mengurangi risiko terpapar, 3T (tracing, testing, treatment), serta vaksinasi.
“Masyarakat jangan lengah, tetap jaga protokol kesehatan. Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Sampaikan ke semua pihak, pandemi belum selesai. Bila ada gejala COVID-19, segera lapor,” sambungnya menambahkan.
Anggota Satgas Penanganan COVID-19 Sub Bidang Mitigasi, Falla Adinda juga menyoroti pentingnya kemampuan setiap individu untuk menilai diri sendiri ( self assessment) sebagai upaya melindungi diri dari risiko terpapar virus di masa pandemi.
“Semakin tinggi jam terbang kita dalam pandemi, akan semakin baik pula kemampuan kita menilai situasi sekitar,” kata Falla yang juga seorang dokter ini.
Hal ini misalnya, menjauhi tempat yang berpotensi adanya penularan atau menilai kapan aman untuk membuka masker.
Masyarakat juga diharapkan sadar bahwa salah satu memicu pertambahan kasus adalah peningkatan mobilitas, sehingga penting bagi masyarakat untuk patuh dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Sebelumnya diketahui bahwa pemerintah sudah meniadakan cuti Nataru demi mencegah mobilitas yang berlebihan.
Di sisi lain, upaya-upaya ini tidak hanya untuk kesehatan fisik masyarakat tetapi juga upaya untuk memperjuangkan kesehatan mental.
Baca Juga: Dian Sastro dan Candra Darusman Tetap Produktif selama Pandemi Covid-19 melalui Seni