3. Jaringan dinding usus buntu membengkak atau menebal akibat adanya infeksi dari organ lain.
4. Terdapat hambatan pada rongga usus buntu.
Dengan adanya penyebab infeksi usus buntu ini, seseorang yang mengalami penyakit tersebut akan mengalami nyeri perut bagian bawah.
Nyeri perut ini pun dibarengi dengan gejala lain, seperti demam, diare, mual, kehilangan nafsu makan, bahkan hingga kesulitan buang angin.
Oleh karena itu, jika seseorang sudah mengalami gejala-gejala infeksi tersebut, maka diagnosis dan penanganan dari dokter pun harus segera didapatkan.
Diagnosis infeksi usus buntu akan dilakukan melalui pemeriksaan darah dan urine. Selain itu, CT Scan dan pemeriksaan panggul pun akan dilakukan untuk mendapatkan detail diagnosis infeksi usus buntu.
Jika diagnosis sudah detail dan cukup jelas, maka dokter akan melakukan penanganan melalui tindak medis.
Penanganan Infeksi Usus Buntu
Infeksi usus buntu yang masih ringan karena terdeteksi sejak dini tidak akan memerlukan operasi sebagai penanganan penyakit tersebut. Biasanya, dokter hanya akan memberikan antibiotik dan infeksi usus buntu pun akan membaik dengan sendirinya.
Tetapi, jika usus buntu sudah menyentuh level kronis, maka operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) akan segera dilakukan.
Apekdektomi akan dilakukan dalam dua cara, yaitu laparoskopi dan operasi terbuka. Kedua cara operasi ini akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia dan tingkat keparahan infeksi usus buntu yang sudah diderita.
Baca Juga: Sakit Luka Usus Lambung, Ustadz Maaher At Thuwailibi Meninggal Dunia