Sonora.ID - Infeksi usus buntu menjadi penyakit yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia.
Berdasarkan penjelasan dr. Jefri Unggul Prabowo, Sp. B., yang hadir di program Talkshow with Mayapada Hospital milik Sonora FM, usus buntu dapat menyerang siapapun dan tidak terpaut usia.
"Bisa terjadi pada usia berapa pun, pengalaman 5 tahun pun sudah ada yang usus buntu sampai yang 70 tahun juga ada," ujar dr. Jefri.
Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan infeksi usus buntu terjadi?
Melalui program talkshow ini juga, dr. Jefri menjelaskan tentang penyebab infeksi usus buntu yang kerap ditemukan oleh para medis.
Baca Juga: 5 Makanan Khas Tuban Ini Aneh Tapi Enak, Ada yang Berbahan Dasar Tanah Liat
Penyebab Infeksi Usus Buntu
Penyebab paling umum dari infeksi usus buntu adalah gaya hidup yang tidak sehat. Kepopuleran junk food di masa sekarang menjadi salah satu penyebab infeksi usus buntu menurut penjelasan dr. Jefri.
Ini lantaran masyarakat saat ini lebih suka mengonsumsi junk food yang membuat mereka tidak mendapatkan serat dengan baik bagi pencernaannya.
Kekurangan serat ini akan membuat sistem pencernaan terganggu dan berujung memengaruhi usus buntu, sehingga terjadi infeksi di kemudian hari.
Selain itu, masih ada 4 penyebab infeksi usus buntu yang umum ditemukan, yaitu:
1. Kondisi medis, seperti tumor perut, radang usus, atau cedera perut.
2. Adanya infeksi yang disebabkan oleh cacing kremi, sehingga menyumbat rongga usus buntu.
Baca Juga: Apa Fungsi Usus Buntu? Dokter: Sering Timbulkan Masalah ketika Usia…
3. Jaringan dinding usus buntu membengkak atau menebal akibat adanya infeksi dari organ lain.
4. Terdapat hambatan pada rongga usus buntu.
Dengan adanya penyebab infeksi usus buntu ini, seseorang yang mengalami penyakit tersebut akan mengalami nyeri perut bagian bawah.
Nyeri perut ini pun dibarengi dengan gejala lain, seperti demam, diare, mual, kehilangan nafsu makan, bahkan hingga kesulitan buang angin.
Oleh karena itu, jika seseorang sudah mengalami gejala-gejala infeksi tersebut, maka diagnosis dan penanganan dari dokter pun harus segera didapatkan.
Diagnosis infeksi usus buntu akan dilakukan melalui pemeriksaan darah dan urine. Selain itu, CT Scan dan pemeriksaan panggul pun akan dilakukan untuk mendapatkan detail diagnosis infeksi usus buntu.
Jika diagnosis sudah detail dan cukup jelas, maka dokter akan melakukan penanganan melalui tindak medis.
Penanganan Infeksi Usus Buntu
Infeksi usus buntu yang masih ringan karena terdeteksi sejak dini tidak akan memerlukan operasi sebagai penanganan penyakit tersebut. Biasanya, dokter hanya akan memberikan antibiotik dan infeksi usus buntu pun akan membaik dengan sendirinya.
Tetapi, jika usus buntu sudah menyentuh level kronis, maka operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) akan segera dilakukan.
Apekdektomi akan dilakukan dalam dua cara, yaitu laparoskopi dan operasi terbuka. Kedua cara operasi ini akan ditentukan oleh dokter berdasarkan usia dan tingkat keparahan infeksi usus buntu yang sudah diderita.
Baca Juga: Sakit Luka Usus Lambung, Ustadz Maaher At Thuwailibi Meninggal Dunia