Silek Harimau
Silek Harimau merupakan seni bela diri yang berumpun di masyakarat Sumatera Barat.
Sesuai dengan namanya, teknik yang digunakan para atlet silat Harimau seakan akan mencerminkan gerakan gesit, indah dan mematikan oleh hewan harimau di alam luas.
Salah satu ciri khas dari gerakan bela diri ini adalah ‘cakaran’ tangan ke leher dan muka layaknya Macan yang sedang berburu mangsa.
Bela diri ini pertama kali digunakan oleh para pengawal kerjaan yang bisa berperang kapan saja.
Bakti Negara merupakan bagian atau aliran pencak silat yang berkembang di pulau Dewata.
Mengikuti adat lokalnya, seni bela diri ini sangat berakar pada ajaran agama Hindu.
Beberapa gerakan dasar yang dilakukan para atlet sering memiliki kesamaan dengan tarian tradisional bali seperti Barong.
Tujuan utama mempelajari Bakti Negara adalah untuk melindungi diri dengan cipta, rasa dan karsa daripada menyerang lawan.
Baca Juga: Sering Dilakukan Masyarakat Tiongkok, Inilah Relevansi Covid -19 dengan Taichi
Tarung Derajat
Seni bela diri ini berasal dari tanah Sunda dan lahir dari pengalaman bertarung Sang Gurun Tarung Derajat, Achmad Dradjat di Bandung.
Tarung Derajat mendapatkan popularitas setelah digunakan sebagai dasar pelatihan bela diri oleh para Brigade Mobil Polri dan TNI Angkatan Darat
Semboyannya yang berbunyi “Aku ramah bukan berarti takut. Aku tunduk bukan berarti takluk,” ingin mengajarkan para atletnya untuk tidak menjadi pribadi yang angkuh.
Merpati Putih
Merpati Putih adalah ilmu bela diri turun menurun yang berasal dari keluarga keraton.
Setelah mendapat ijin penyebarluasan, Komando pasukan khusus (ABRI dan Polisi) dan Pasukan Pengawalan Kepresidenan (Paspampres) menjadi salah satu kelompok pertama yang mempelajari ilmu ini.
Kata Merpati dari merpati putih sebenarnya merupakan singkatan dari Bahasa jawa “Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening” yang berarti “Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan”
Baca Juga: Wakil Gubernur Sulsel Sebut Pencak Silat Adalah Budaya Indonesia