Sonora ID – Gigi Hadid dan Zayn Malik diberitakan telah putus setelah ibu mertuanya Yolanda Hadid tidak sengaja mengunggah foto cucunya Khai di Instagram.
Setelah memiliki anak bersama pada September 2020, Pasangan selebriti ini memutuskan untuk tidak mempublikasikan foto baby khai ke publik.
Dalam akun instagramnya, Zayn menjelaskan bahwa dirinya ingin memberikan hak privasi yang dimiliki oleh anaknya.
Sama seperti Zayn dan Gigi, semua orang tua pasti selalu ingin melindungi anaknya dari marabahaya.
Baca Juga: Begini Penjelasan Zayn Malik Pasca Dituduh Memukul Ibu Gigi Hadid
Mereka akan memberikan yang terbaik untuk menawarkan mereka semua kebahagiaan yang ada di dunia.
Namun, keramahan, keterlibatan, dan perlindungan yang ditawarkan orang tua kepada anak mereka sering kali bisa di luar batas.
Fenomena ini sering disebut sebagai Helicopter Parenting.
Pertama kali di gunakan dalam buku Between Parents & Tennegers (1969) oleh Dr. Haim Ginott’s, istilah ini merepresentasikan gaya asuh orang tua yang selalu “melayang” di atas mereka layaknya helikopter.
Berikut adalah dampak negatif yang mungkin timbul akibat helicopter parenting.
Baca Juga: Bukan Supermodel, Ternyata Ini Cita-cita Gigi Hadid yang Sebenarnya
Tidak Memiliki Keterampilan Problem Solving yang Baik
Ketika Anak tidak menghadapi masalah atau tantangan, mereka tidak akan dapat mempelajari keterampilan penting untuk mengatasinya.
Jadi, alih-alih selalu mengawasi mereka atau melindungi mereka dari ketidaknyamanan, biarkan mereka menjelajahi dunia luar.
Meskipun Anda mungkin berpikir bahwa Anda melindungi anak Anda, pada kenyataannya Anda mungkin mengambil kemampuan mereka untuk merasa kompeten dalam hidup mereka.
Baca Juga: Penting! Ini Cara Parenting dan Mendidik Anak Yang Ideal Menurut Shio
Kurang Percaya Diri
Helicopter Parenting bagaikan bumerang pada tingkat kepercayaan diri Anak-anak.
Mereka menjadi ragu dengan kemampuan diri sendiri ketika membuat keputusan besar nantinya.
Pesan tersirat dari keterlibatan berlebihan orang tua dalam hidup anaknya adalah ‘orang tua saya tidak mempercayai saya untuk melakukan berbagai hal tanpa bantuan mereka.”
Ini secara perlahan menggeser nilai positif ke negatif pada perspektif diri sehingga mampu menyebabkan berbagai kondisi kesehatan mental.
Baca Juga: Wajib Paham! Sesuaikan Parenting Style dengan 6 Karakteristik Generasi Milenial Ini
Membentuk Entitled Mentality
Entitled Mentality merupakan keadaan dimana seseorang merasa layak dan pantas untuk mendapatkan perlakuan khusus, bahkan ketika mereka tidak melakukan apapun untuk mendapatkan hak istimewa tersebut
Ketika orang tua terus-menerus terlibat dan membuat keputusan penting bagi anak dalam segala bidang kehidupannya baik akademis atau artistik, anak akan percaya bahwa orang tua akan selalu ada untuk memenuhi kebutuhannya.
Anak-anak yang terbiasa untuk selalu memiliki segala sesuatu dengan cara mereka melalui orang tua mungkin akan menuntut hal yang sama kepada orang-orang disekitarnya di masa depan.
Baca Juga: Tiger Parenting: Pola Asuh yang Menyebabkan Paradoks pada Anak
Menimbulkan Agresi Berlebihan
Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mempraktikkan kontrol atau dominasi dalam hidup kita demi menikmati rasa kekuasaan.
Namun, anak-anak yang diasuh dengan helicopter parenting, tidak tidak pernah bisa merasakan seperti apa rasanya memiliki kontrol pada kekuasaan.
Jika mereka tidak bisa mendapatkannya dalam lingkup hubungan keluarga, mereka akan mempraktekkan kontrol di jenis hubungan lainnya, seperti pertemanan maupun percintaan.
Sifat tersebut juga berakibat pada tingkat kesabaran yang lebih rendah dan tingkat frustasi yang lebih tinggi.
Baca Juga: Tiger Parenting: Pola Asuh yang Menyebabkan Paradoks pada Anak