Sonora.ID - Ketika mendengar kata nuklir, hal yang terlintas di pikiran kita tidak jauh dari peristiwa pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki, atau peristiwa Chernobyl.
Peristiwa ini menampilkan nuklir sebagai hal yang membahayakan bahkan merusak kehidupan manusia.
Nuklir juga biasa diidentikkan dengan perang dan senjata.
Namun ternyata teknologi nuklir sudah lama ini dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat.
Baca Juga: Khawatir dengan Pemanfaatan Nuklir? Ini 3 Fungsi Pengawasan BAPETEN yang Perlu Kamu Ketahui!
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Koordinator Komunikasi Publik BAPETEN, Abdul Qohar Teguh Eko Prasetyo dan Retno Agustyah selaku Sub-koordinator Humas BAPETEN dalam siaran Radio Motion FM 975 'Anak Bangsa, Ngawasin Nuklir di Indonesia' (8/11/21).
Abdul menjelaskan, "nuklir sebenarnya adalah satu bentuk energi seperti energi panas, listrik, cahaya".
Semua benda di alam ini tersusun oleh atom, yang di dalamnya terdapat inti atom atau nuclea.
Sementara itu, energi nuklir ini adalah energi yang muncul ketika inti-inti atomnya saling berinteraksi, seperti saling bertubrukan atau menyatu satu sama lain.
Nuklir biasa dianggap memiliki daya radiasi yang sebegitu membahayakan.
Baca Juga: Perdebatan Pemanfaatan Nuklir sebagai Sumber Energi: Ini 3 Hal Pro-Kontranya!
Abdul mengatakan kalau hal ini perlu diluruskan.
"Radiasi itu sebetulnya cuma mekanisme perambatan energi saja. Sebagai contohnya memasak. Kalau kita menyalakan kompor sampai air mendidih, itu panasnya merambat lewat panci. Sementara itu, radiasi merambat panas namun tidak melalui penghantar padat atau medium tertentu," jelasnya.
Sebagai contoh, radiasi handphone dan radiasi panas ketika masak yang mana, kita sering merasa panas walaupun tidak bersentuhan langsung.
Hal tersebut lah yang juga nuklir lakukan dan tidak selalu membahayakan pada kenyataannya.
Baca Juga: Takut dengan Nuklir? Simak Penjelasan Ahli terkait 3 Manfaat Umum Nuklir
Lebih lanjut, Abdul menjelaskan kalau radiasi ini terbagi menjadi dua.
Pertama adalah radiasi pengion atau radiasi karena energinya besar hingga mampu mengionisasi atom-atom.
Radiasi ini yang tergolong 'berbahaya' karena mampu mengionisasi atom-atom dalam tubuh manusia.
Kedua adalah radiasi non-pengion yang tidak akan mengionisasi atom-atom atau mengakibatkan kerusakan tubuh, handphone, microwave.
Contoh radiasi non-pengion adalah handphone dan microwave.
Baca Juga: Studi Kelayakan Calon Tapak PLTN di Kalimantan Barat : Status dan Peran Perguruan Tinggi