Selain itu, menangani rumor tentang pesugihan yang dilakukan oleh para etnis Tionghoa juga dijelaskan kebenarannya oleh Raden Iwan Soeryandoko.
Salah satu juru kunci serta salah satu keturunan Iman Soedjono yang berperan penting dalam terbentuknya Pesarean Gunung Kawi.
Mengacu pada hasil liputan tim Kompas.com, bagi warga keturunan Tionghoa yang kebanyakan non-muslim, sosok di balik makam tersebut merupakan nenek moyangnya. Sehingga tidak sedikit etnis Tionghoa yang datang ke makam tersebut.
"Jadi keyakinan orang Tionghoa sebenarnya lebih kuat dari kita. Mereka di sini bukan siapa-siapa, tetapi yang awal-awal datang kesini menyuruh keluarganya yang lain datang ke sini," kata Iwan.
Iwan juga mengatakan, pasukan Diponegoro saat berperang melawan penjajahan terdiri dari berbagai etnis. Hal itu yang mendasari keyakinan warga Tionghoa bahwa di balik makam tersebut merupakan seorang keturunan China.
Jadi, bukan karena didasari dengan ingin mencari pesugihan dan kekayaan, namun ikut mendoakan nenek moyang yang telah berjuang adalah sebab pengunjung Tionghoa untuk datang ke Gunung Kawi.
Tak jarang pula, bila saat berziarah pemimpin doa dari mereka adalah juri kunci makam yang beragama Muslim.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesarean Gunung Kawi, Jejak Perjuangan Pengawal Diponegoro serta Wujud Toleransi Etnis dan Agama".
Baca Juga: 15 Fakta Unik Mengenai Sapi, Kamu Perlu Ketahui Maksud Suara ‘Moo’