Sonora.ID – Berkendara dapat menjadi pengalaman yang membahayakan, apabila pengemudi berada dalam keadaan microsleep. Apa itu?
Dalam siniar KamuSehat, dr. Santi dari Medical Center KG Media menjelaskan, istilah ini diambil dari kata micro (mikro) yang berarti kecil dan sleep yang berarti tidur. Jika digabungkan, artinya yakni tidur yang kecil (dalam ukuran durasinya) atau tidur yang sebentar.
“Tidurnya itu kalau yang dibatasi oleh definisi microsleep cuma 30 detik atau kurang. Nah, karena periodenya begitu singkatnya, otak itu tidak menyadari bahwa ini (orang) lagi tidur,” terang dr. Santi.
Ia menambahkan, terkadang seseorang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami microsleep. Umumnya, otak baru dapat mendeteksi tidur apabila telah berlangsung setidaknya selama satu menit; kondisi inilah yang sering disebut sebagai ketiduran.
Baca Juga: Mengapa Microsleep Berbahaya? Dokter: Karena Sebagian Otaknya..
Tidak hanya bagi orang yang mengalami microsleep, orang yang berada di sekitarnya pun belum tentu menyadari kondisi ini. Microsleep terjadi ketika seseorang berupaya untuk tetap terjaga ketika sedang mengantuk, terjadinya pun dengan keadaan mata terbuka, setengah tertutup, maupun tertutup sepenuhnya.
Sejatinya, microsleep tidak akan membahayakan apabila terjadi saat seseorang sedang melakukan hal seperti menonton, menulis, beristirahat, dan sebagainya. Sebaliknya, apabila menyerang seseorang yang sedang menjalankan alat-alat atau mesin yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau cedera, maka dapat masuk dalam kategori membahayakan.
“Karena sebagian otaknya tidur, maka bagian otak yang berfungsi untuk mengurus respons, bagian otak yang berfungsi mengurus kewaspadaan terkait juga dengan suara, itu agak ‘turun’ gitu sehingga kalau misalnya harusnya dia lihat tembok (saat berkendara) dia ngerem, atau kalau misalnya dia lihat kendaraan di depannya terlalu dekat dia ngerem, atau lihat orang misalnya harusnya dia nggak tabrak, bisa aja dia tabrak,” tutur sang dokter.
Mengutip data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, tercatat bahwa 1 dari 25 pengendara dewasa (di usia 18 tahun ke atas) setidaknya mengalami satu kali tertidur saat menyetir dalam jangka waktu 30 hari terakhir.
dr. Santi juga menyampaikan, selain diakibatkan oleh kurangnya tidur dan kelelahan, microsleep dapat disebabkan oleh situasi yang monoton. Sebagai contoh, jalan tol yang bertipe lurus akan cenderung membuat pengendara lebih mengantuk (kendati cukup tidur) dibandingkan ketika berada di jalan yang ramai tikungan.
Baca Juga: Apa Bedanya Microsleep dan Ketiduran? Simak Penjelasan Dokter
Oleh karenanya, penting untuk menjadi perhatian bagi para pengendara untuk selalu menjaga kondisi yang prima selama berkendara. Ketika mulai merasakan kantuk, maka sesuai saran sang dokter, sebaiknya menepi untuk tidur yang singkat (15-20 menit atau seperlunya).
Selain itu, apabila memang mengalami kurang tidur di malam hari, maka pertimbangkan untuk menyediakan waktu tidur siang atau menggantinya dengan cara melebihkan waktu tidur di malam setelahnya. Utamakanlah selalu keselamatan dalam berkendara.
Pembahasan mengenai microsleep ini telah terangkum dalam episode ke-74 siniar (podcast) KamuSehat yang berjudul Kenali Tanda-Tanda Microsleep atau Kurang Tidur. Selengkapnya, dr. Santi menerangkan mengenai penyebab-penyebab microsleep, perbedaannya ketiduran dan kurang tidur, hingga cara untuk menghindarinya.
Klik ikon di bawah atau akses https://bit.ly/E74Kamseh-AS untuk mendengarkan!
Penulis: Intania Ayumirza